Cegah Kematian Akibat Serangan Jantung, RS Siloam Palembang Tekankan Aksi Cepat dalam 4 Menit Pertama

Cegah Kematian Akibat Serangan Jantung, RS Siloam Palembang Tekankan Aksi Cepat dalam 4 Menit Pertama

Dr. Ardhia Kusuma Putri, Sp.JP memaparkan health talk mengenai kesehatan jantung dalam acara Media & Partnership Gathering RS Siloam Sriwijaya, Kamis, 11 September 2025--

PALEMBANG, SUMEKS.CO -  Penyakit jantung masih menjadi salah satu tantangan kesehatan terbesar di Indonesia. Hal ini ditegaskan oleh  dr. Ardhia Kusuma Putri, Sp.JP, Dokter Spesialis jantung dan
Pembuluh Darah RS Siloam Sriwijaya dalam acara Media & Partnership Gathering RS Siloam Sriwijaya 2025.

“Kita butuh 4 menit pertama untuk waktu pertolongan pertama. Semakin lama kita menolong, semakin banyak kerusakan,” ujar dr. Ardhia Kusuma Putri, Sp.JP, Kamis 11 September 2025.

Ia menjelaskan bahwa waktu sangat krusial dalam menangani serangan jantung karena tubuh hanya mampu bertahan beberapa menit tanpa oksigen.

Dalam pemaparannya, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Siloam Sriwijaya menyampaikan secara rinci penyebab, tanda-tanda, dan cara penanganan awal serangan jantung. Ia menekankan pentingnya deteksi dini dan gaya hidup sehat dalam mencegah risiko penyakit jantung.

BACA JUGA:RS Siloam Sriwijaya Rayakan Kelahiran Bayi Ke-500 Bukti Keajaiban Berkat Program IVF Blastula

BACA JUGA:RS Siloam Sriwijaya Gelar Student Club dengan Program Dokter Cilik ke Sekolah Bethesda Palembang

“Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Dengan gaya hidup sehat, deteksi dini, dan pemeriksaan rutin, kita bisa menekan risiko penyakit jantung yang semakin meningkat di masyarakat,” jelasnya.

Sebagai bagian dari edukasi publik, dr. Ardhia juga melakukan demonstrasi langsung mengenai tidakan Resusitasi Jantung Paru (RJP),  tindakan pertolongan darurat untuk orang yang mengalami henti napas dan henti jantung.

Ia menjelaskan bahwa tindakan ini bertujuan menjaga sirkulasi darah dan pasokan oksigen ke seluruh tubuh hingga bantuan medis tiba.
“Setelah melakukan RJP, jangan dihentikan sebelum bantuan medis datang, karena peluang kesadaran korban akan terus menurun jika tidak dilakukan secara berkelanjutan,” tegasnya.


Simulasi penolong pertama saat ada kondisi henti jantung mendadak RS Siloam Sriwijaya bersama dr. Ardhia didampingi oleh Ners. Deby Orlais, S.Kep--

Dalam demonstrasi tersebut, dr. Ardhia didampingi oleh Ners. Deby Orlais, S.Kep, yang juga menekankan pentingnya kemampuan masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama.

BACA JUGA:Launching Smart Room Rawat Inap RS Siloam Sriwijaya, Penuhi Kebutuhan Pasien Hanya Pakai Sandi 'OK Google'

BACA JUGA:Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Mengucapkan HUT SUMEKS.CO ke 5 Tahun

“Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) ini penting, karena siapa pun bisa menjadi penolong pertama saat ada kondisi henti jantung mendadak. Semakin banyak masyarakat terlatih BHD, semakin besar peluang nyawa seseorang bisa terselamatkan,” jelas Ners. Deby.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait