Fenomena Maling Diamuk Massa Marak di Palembang, Pengamat Sosial Soroti Kinerja Aparat, Norma Hukum Rendah

Fenomena Maling Diamuk Massa Marak di Palembang, Pengamat Sosial Soroti Kinerja Aparat, Norma Hukum Rendah

Fenomena Maling Diamuk Massa Marak di Palembang Pengamat Sosial Soroti Kinerja Aparat.-Foto: dokumen/sumeks.co -

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Fenomena maraknya aksi maling diamuk massa beberapa waktu belakangan di Kota Palembang masih kerap ditemui.

Akibat prilaku main hakim sendiri masyarakat di Kota Palembang, bahkan mengakibatkan pelaku kejahatan tewas mengenaskan usai jadi bulan-bulanan warga. 

Dengan adanya prilaku maling diamuk massa ini, pengamat sosial di Kota Palembang menyoroti soal norma hukum masyarakat yang masih rendah

"Upaya mereduksi kejahatan main hakim sendiri adalah dengan memperkuat penegakan hukum sesuai dengan regulasi, antara lain perlunya keberadaan kinerja dan ketegasan aparat kedepan sehingga kejadian serupa tak terulang," ungkap pengamat sosial, Abdullah Isi, Minggu 22 Desember 2024. 

BACA JUGA:Fenomena Maling Diamuk Massa Marak di Palembang Selama Bulan Desember, Ada yang Tewas

BACA JUGA:Kepergok Maling Skincare di Minimarket, Pria di Palembang Ini Babak Belur Digebukin, Warganet Duga untuk Pacar

Menurutnya, fenomena maraknya aksi main hakim sendiri, terutama telah terjadi di beberapa kota besar di tanah air. 

Faktor-faktor atau motifnya bisa beragam, antara lain faktor ekonomi.

Selain itu, faktor kurangnya kesadaran masyarakat terhadap norma hukum dalam kategori rendah.

"Sehingga masih ditemukan warga melakukan main hakim sendiri dengan beragam modus." ungkap Abdullah Idi.

BACA JUGA:Kepergok Maling Motor di Talang Kelapa Palembang, Pria Ini Jadi Bulan-bulanan Warga hingga Tak Sadarkan Diri

BACA JUGA:Rumah Warga di Palembang Dibobol Maling, Pencuri Berhasil Gasak Hp Pemiliknya yang Asik Tidur Siang

Dosen UIN Raden Fatah Palembang ini menambahkan faktor dorongan konten-konten kekerasan dan kejahatan di media sosial dapat memicu aksi maling kepergok langsung diamuk warga.

Dimanan, pelaku dan korbannya memiliki latar belakang (pekerjaan, umur) yanh beragam, sejak anak-anak hingga dewasa dan bahkan sejak kalangan kurang terdidik hingga terdidik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: