Fenomena Maling Diamuk Massa Marak di Palembang, Pengamat Sosial Soroti Kinerja Aparat, Norma Hukum Rendah
Fenomena Maling Diamuk Massa Marak di Palembang Pengamat Sosial Soroti Kinerja Aparat.-Foto: dokumen/sumeks.co -
"Faktor banyaknya pengangguran (unemployers) juga sebagai penyebab lain terhadap potensi prilaku main hakim sendiri," imbuhnya.
Faktor ekonomi memicu sering terjadi aksi perampokan atau kejahatan tertentu pihak yang tidak bersalah justru menjadi korban. Melakukan kejahatan karena dorongan ekonomi.
BACA JUGA:Pelaku Maling Motor di Palembang Beraksi Jelang Subuh, Gasak 2 Unit Kendaraan Sekaligus, Waspada!
Karena, lanjut dia, cara yang paling cepat adalah dengan melakukan kejahatan, penipuan, atau perampokan.
"Contoh, aksi perampokan dengan menggunakan kata "maling" terhadap calon korban," ujarnya.
Kemudian, faktor pendidikan (agama) bisa sebagai pendorong. Oray yang memiliki pendidikan agama (apapun ajaran agamanya) diharapkan dapat mengurangi prilaku kejahatan serupa karena apapun jenis kejahatan tersebut dianggap dosa dan pasti ada balasannya.
"Faktor interaksi antar individu yang tidak harmonis atau adanya rasa dendam. Kalau dikalangan pemuda karena masalah asmara (cinta) bisa juga sebagai penyebab. Karenanya, pelaku melakukan aksi hakim sendiri terhadap calon korban," ujarnya.
BACA JUGA:Pelaku Maling Motor di Palembang Beraksi Jelang Subuh, Gasak 2 Unit Kendaraan Sekaligus, Waspada!
Diberitakan sebelumnya, Fenomena maling diamuk massa kian marak terjadi di Kota Palembang.
Aksi main hakim sendiri ini dilakukan warga lantaran kesal dengan para pelaku kejahatan yang kian hari makin meresahkan.
Bahkan pelaku kejahatan di kota pempek ini ada yang tewas usai jadi bulan-bulanan warga lantaran kepergok saat melancarkan aksi kejahatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: