BRI Berhasil Turunkan Rasio NPL Menjadi 2,90 Persen pada September 2024, Ini Strategi yang Diterapkan
BRI berhasil menurunkan rasio NPL menjadi 2,90 persen pada September 2024, menunjukkan pengelolaan kredit yang lebih baik.--
Hal ini dilakukan dengan memperketat kriteria penerimaan risiko (risk acceptance criteria) serta proses underwriting.
Penerapan prinsip-prinsip corporate governance yang lebih ketat menjadi bagian dari upaya BRI untuk memastikan bahwa kredit yang diberikan kepada debitur memiliki kualitas yang baik dan terjaga.
BACA JUGA:Tabungan BRI Simpedes: Solusi Cerdas untuk Masyarakat Indonesia
BACA JUGA:KPR BRI: Solusi Tepat untuk Memiliki Rumah Impian dengan Bunga Terjangkau
"Di front end, kita tekankan untuk tetap menumbuhkan kredit, namun selektif dan kita perketat risk acceptance kriterianya dan juga proses underwriting-nya dengan penerapan prinsip-prinsip corporate governance yang lebih ketat," ujar Sunarso dalam sebuah wawancara pada segmen Money Talks Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa 5 November 2024.
Selanjutnya, pada bagian mid-end atau tahap pengelolaan portofolio kredit yang sudah ada di neraca BRI, Sunarso menekankan pentingnya menjaga kualitas kredit agar tetap terjaga.
Untuk itu, BRI melakukan pengawasan yang ketat melalui monitoring yang intensif dan meningkatkan kesadaran akan risiko (risk awareness).
Proses ini juga didukung dengan penerapan stres tes secara periodik, guna mengetahui potensi gejolak pada portofolio kredit yang ada.
BACA JUGA:Keunggulan Brimo: Solusi Praktis untuk Transaksi Digital dengan BRI
BACA JUGA:BRI Terus Memimpin Penerapan Bisnis Berkelanjutan dengan Peningkatan ESG Score Signifikan
"Portofolio yang sudah ada di dalam neraca BRI harus dipersiapkan agar kualitas kreditnya terjaga. Kami memperkuat monitoring dan meningkatkan risk awareness," tambah Sunarso.
Namun, dalam kondisi tertentu, tidak semua kredit dapat dipertahankan dalam kondisi sehat. BRI juga mempersiapkan langkah-langkah pada tahap back-end untuk menangani kredit bermasalah yang sudah tidak dapat diselamatkan.
BRI mengutamakan restrukturisasi sebagai solusi bagi kredit macet yang masih memiliki harapan untuk pulih.
"Kami lakukan restrukturisasi, bahkan jika diperlukan, kami lakukan early restrukturisasi," jelas Sunarso. Jika kredit yang telah direstrukturisasi masih belum mampu memenuhi kewajibannya, BRI tidak ragu untuk mempercepat proses pemulihan (recovery) dengan fokus pada pengelolaan piutang yang lebih intensif.
BACA JUGA:BRI Dorong Perkembangan AgenBRILink untuk Mendorong Ekonomi Pedesaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: