BRI Optimis Hadapi Kebijakan Ekonomi Era Prabowo-Gibran, Dorong Hilirisasi dan Swasembada untuk Indonesia Maju

BRI Optimis Hadapi Kebijakan Ekonomi Era Prabowo-Gibran, Dorong Hilirisasi dan Swasembada untuk Indonesia Maju

Direktur Utama BRI, Sunarso, memaparkan strategi BRI dalam mendukung kebijakan hilirisasi dan swasembada pangan di era pemerintahan Prabowo-Gibran, bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia Indonesia.--

SUMEKS.CO - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menyatakan komitmennya untuk mendukung kebijakan ekonomi pemerintah baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Melalui dua kerangka utama, BRI mengarahkan langkahnya untuk membantu mencapai tujuan nasional dan menangkap peluang bisnis dalam kebijakan ekonomi yang difokuskan pada hilirisasi, swasembada pangan, serta energi.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam press conference kinerja kuartal III BRI yang digelar di Jakarta.

Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan bahwa kebijakan ekonomi pemerintahannya akan berfokus pada hilirisasi bahan tambang mineral dan produk-produk agrikultur, termasuk minyak kelapa sawit.

BACA JUGA:Usaha Salon di Kediri Ini Makin Cuan Berkat Pemberdayaan BRI dan Layanan AgenBRILink

BACA JUGA:BRILink: Inovasi Bank BRI yang Memudahkan Akses Layanan Perbankan di Daerah Terpencil

Selain itu, pemerintah juga menekankan pentingnya swasembada pangan dan energi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan nasional. Kebijakan ini diharapkan menjadi langkah konkret untuk membawa Indonesia keluar dari perangkap pendapatan menengah (middle income trap).

Sunarso menjelaskan bahwa BRI telah mempersiapkan dua kerangka besar dalam mendukung kebijakan ini. Pertama, BRI melakukan analisis dari sisi kerangka tujuan nasional yang telah diselaraskan dengan target pemerintah.

Kedua, BRI meninjau peluang bisnis yang muncul dari implementasi kebijakan pemerintah. Dalam analisis pertama, BRI melihat bahwa ekonomi Indonesia perlu tumbuh di atas 6% agar dapat lepas dari perangkap pendapatan menengah.

"Jika Indonesia ingin keluar dari middle income trap, maka ekonomi kita, GDP kita, harus tumbuh minimal 6%, menurut hitungan BRI," kata Sunarso dalam konferensi pers virtual tersebut.

BACA JUGA:Inovasi Pembayaran Digital Merambah Kota Lubuklinggau, Pedagang Rasakan Manfaat Barkot Pembayaran BRI

BACA JUGA:BRI Perkuat Komitmen Dukungan untuk Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan melalui Pembiayaan UMKM

Meskipun target pertumbuhan ekonomi pemerintah ditetapkan lebih tinggi, yakni 8%, Sunarso menyebutkan bahwa keduanya berada pada jalur yang sejalan dalam mencapai pertumbuhan yang dibutuhkan.

Untuk mencapai angka ini, salah satu faktor dominan yang menurut Sunarso harus diperhatikan adalah kualitas sumber daya manusia atau human capital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: