Siswi MAN 1 Gorontalo Bertekad Jadi Manusia Kuat, Pasca Video Syurnya Bersama Guru Tua Menyebar ke Publik

Siswi MAN 1 Gorontalo Bertekad Jadi Manusia Kuat, Pasca Video Syurnya Bersama Guru Tua Menyebar ke Publik

Unggahan terbaru dari PPT, siswi MAN 1 Gorontalo, yang mendadak terkenal ke publik pasca video syurnya menyebar ke publik. --

"Saya akan coba ceritakan bagaimana bisa terjadi semuanya. Jujur saya sangat-sangat sedih, kecewa, tidak tahu harus bagaimana di posisi tersebut," katanya. 

"Semua berawal saat saya masuk di MAN 1 Gorontalo. Saya seorang yatim piatu seperti yang saya sampaikan video-video yang beredar dengan seorang tiktoker saat wawancara saya," katanya lagi. 

Menurut PPT, dari awal masuk sekolah dirinya sudah meyakinkan diri untuk berusaha keras mengejar ilmu dan prestasi, karena memang untuk hidup sudah tidak ada dari orangtua. 

BACA JUGA:Terkuak, Sebelum Viral Video Syur Siswi dan Guru Tua di Gorontalo Lakukan ‘Karya Ilmiah’ Itu di Ruang Sekolah

BACA JUGA:Netizen Kasihani Siswi di Video Syur Gorontalo, Tapi Langsung Diingatkan Nasib Istri dan Anak Pak Guru Tua?

"Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat. Pada satu hari, saya mulai mendapatkan pelecehan verbal. Dengan ucapan-ucapan tidak pantas dari Guru (DH)," jelasnya. 

Mulanya, PPT mengaku tidak terlalu menanggapi dengan serius apa yang disampaikan oleh sang guru.

"Saat itu saya tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun lama kelamaan mulai menyentuh seperti pundak, merangkul, dan lainnya," katanya lagi. 

"Awal saya yang memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya, menganggap itu seperti seorang ayah kepada anak juga terkadang memberikan untuk kehidupan," sebutnya. 

BACA JUGA:Guru Tua Video Syur Bareng Siswi di Gorontalo Terancam Pidana 15 Tahun, Bakal Habiskan Sisa Umur di Penjara

BACA JUGA:Fakta Baru Kasus Video Syur Guru dan Siswi, Sebelum Viral Kepsek MAN 1 Gorontalo Sudah Kasih Peringatan

Akan tetapi, lanjut PPT, semua itu ternyata penilaian yang salah darinya saat dirinya mulai dipeluk, disentuh bagian vital dan lain-lain oleh sang guru. 

"Saat itu saya bingung, saya ingin bercerita kepada siapa. Orangtua tidak ada, bercerita kepada teman pun takut dipandang hina," akunya. 

Untuk melapor pun PPT mengaku ketakutan, karena untuk masuk sekolah saja dirinya harus berjuang sendiri dengan susah payah. 

"Dipikiran saya saat itu, jika saya lapor saya yang tidak dipercayai oleh guru lain dan siapapun, karena saya tidak memiliki bukti apapun," ceritanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: