Komitmen Indonesia Menghadapi Krisis Pengungsi: Tantangan, Solidaritas, dan Upaya Kolektif di Era Global

Komitmen Indonesia Menghadapi Krisis Pengungsi: Tantangan, Solidaritas, dan Upaya Kolektif di Era Global

Direktur Jenderal HAM, Dhahana Putra, berbicara tentang komitmen Indonesia dalam memberikan perlindungan kepada pengungsi, menekankan pentingnya solidaritas dan upaya kolektif di tengah krisis global.--

Dalam Perpres tersebut, pemerintah menekankan pentingnya memberikan respon cepat terhadap keadaan darurat, penyediaan tempat penampungan yang layak, serta perlindungan khusus bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan penyandang disabilitas.

“Kebijakan ini mencakup berbagai langkah penanganan, mulai dari tanggapan darurat hingga penempatan pengungsi di tempat yang layak serta melindungi kelompok rentan seperti anak-anak dan penyandang disabilitas,” jelas Dhahana.

BACA JUGA:Smartwatch Huawei Watch Fit 3: Bawa Beragam Mode Olahraga dengan Desain Stylish

BACA JUGA:Waw, Jorge Martin Meraih Kemenangan Gemilang di MotoGP Mandalika 2024, Kokoh di Puncak Klasemen

Selain itu, kebijakan ini memastikan bahwa pemberian layanan dasar kepada pengungsi tidak mengurangi hak-hak masyarakat lokal.

Dalam hal ini, pemerintah berupaya menjaga keseimbangan antara memenuhi kebutuhan pengungsi dan melindungi kepentingan masyarakat setempat.

“Layanan yang diberikan kepada pengungsi tidak boleh mengurangi hak-hak masyarakat setempat. Kami berusaha untuk menjaga keseimbangan dalam hal ini,” imbuh Dhahana.

Namun, diakui oleh Direktur Jenderal HAM tersebut, penanganan pengungsi tidak selalu mudah dan berpotensi menimbulkan konflik sosial antara pengungsi dengan masyarakat lokal.

BACA JUGA:dr Richard Lee Bocorkan Produk Skincare D Abal-Abal, Waspada Banyak Beredar di Kota Ini

BACA JUGA:Calon Bupati Banyuasin H Askolani Dapatkan Doa dari Ustadz Abdul Somad

Salah satu masalah utama adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang posisi Indonesia dalam menangani pengungsi.

"Ada potensi konflik antara pengungsi dan masyarakat lokal, terutama karena banyak masyarakat yang belum memahami secara menyeluruh posisi Indonesia dalam penanganan pengungsi," kata Dhahana.

Menurutnya, edukasi dan sosialisasi yang tepat kepada masyarakat sangat penting untuk membangun solidaritas dan kebersamaan antara warga lokal dengan pengungsi.

Sebagai contoh, ia merujuk pada pengalaman penanganan pengungsi Vietnam di Pulau Galang pada era 1970-an dan 1980-an, di mana solidaritas antara masyarakat lokal dan pengungsi berhasil terbangun melalui pendekatan yang tepat.

BACA JUGA:TWS Vention A01 Pilihan Terbaik, Harga Murah Tapi Kaya Fitur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: