Larangan Paskibraka Berjilbab Karena Tak Tahu Sejarah Bangsa Ini Dibangun Atas Dasar Kecintaan Pada Agama
Larangan Paskibraka berjilbab karena tak tahu sejarah bangsa ini dibangun atas dasar kecintaan pada agama. foto: @aleyangbeneraja.--
“Di dunia pendidikan supaya seragam seluruh siswa itu cinta Pancasila harus melepaskan jilbab”.
“Ini kalau dibiarkan dampak buruknya itu bisa kayak gini. Ini harus kita kawal bareng-bareng karena ini bukan masalah sepele,” beber Ale.
“Dampaknya itu kedepan bukan hanya momentum 17 Agustuan ini aja. Harus kita kawal bareng-bareng. Terakhir pantun, Ikan hiu makan sotong ah lontong!,” tandasnya.
Sebelumnya, jejak digital Kepala BPIP kembali diungkap Kang Anom, ‘seminggu dilantik sebut musuh terbesar Pancasila adalah agama’ .
“Jejak digital itu nggak bisa hilang. seminggu setelah dilantik ini Kepala BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Yudian Wahyudi bikin kontroversi dengan menyebut musuh terbesar Pancasila adalah agama. Ingat, catat, musuh terbesar Pancasila adalah agama,” kutip Kang Anom, Jumat, 16 Agustus 2024.
“Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan," kata Yudian dikutip dari detik.com kala itu.
Menurut Kang Anom Paskibraka itu ikon penting memeriahkan kemerdekaan.
“Nggak sedih gimana coba? Bentar lagi ulang tahun kemerdekaan dan biasanya anggota Paskibraka menjadi ikon penting untuk memeriahkan kemerdekaan,” sebutnya.
“Tapi Ketua BPIP Yudian Wahyudi melarang anggota Paskiraka perempuan mengunakan hijab, katanya Pancasila? Justru ini tidak Pancasilais,” tegas Kang Anom.
Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, lanjut Kang Anom, menjamin hak penuh bagi seluruh umat beragama untuk melaksanakan ajaran agamanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: