Gempar! Roblox Dilarang di Turki, Jutaan Anak-Anak Kehilangan Akses ke Game Favorit

Gempar! Roblox Dilarang di Turki, Jutaan Anak-Anak Kehilangan Akses ke Game Favorit

Pemerintah Turki baru-baru ini mengambil langkah kontroversial dengan memblokir akses ke platform permainan daring populer, Roblox, karena kekhawatiran terkait eksploitasi anak.--

Kerjasama ini bertujuan untuk meluncurkan program pemasaran di Kanada antara Februari dan April, yang kemudian diuji coba di Amerika Serikat pada bulan Mei, dengan rencana untuk memperluasnya ke wilayah lain, termasuk aplikasi Meta lainnya.

Namun, setelah dilaporkan oleh Times, Google akhirnya menyelidiki dan membatalkan proyek tersebut. Perusahaan tersebut menyatakan bahwa mereka melarang iklan yang dipersonalisasi untuk orang di bawah usia 18 tahun.

Google juga menegaskan bahwa mekanisme perlindungan mereka berfungsi dengan baik dalam kasus ini karena program tersebut tidak secara langsung menargetkan pengguna YouTube terdaftar yang diketahui berusia di bawah 18 tahun.

BACA JUGA:Kemenkumham Babel Adakan Sosialisasi Apostille dan Perseroan Perorangan di SMA N 1 Toboali

BACA JUGA:Komitmen Kemenkumham: Membangun Kesadaran Hukum yang Kuat di Masyarakat Indonesia

Langkah yang diambil oleh Turki dalam memblokir Roblox menyoroti komitmen negara tersebut untuk melindungi anak-anak dari konten yang tidak pantas dan potensi eksploitasi di dunia digital.


Roblox Dilarang di Turki, Jutaan Anak-Anak Kehilangan Akses ke Game Favorit.--

Namun, tindakan ini juga memicu perdebatan lebih luas tentang kebebasan internet dan bagaimana seharusnya pemerintah menangani isu keselamatan anak di platform daring.

Sementara beberapa pihak memuji langkah ini sebagai upaya yang diperlukan untuk melindungi generasi muda, ada juga yang mengkritik tindakan tersebut sebagai bentuk sensor yang berlebihan dan pelanggaran terhadap kebebasan berinternet.

Dalam konteks yang lebih luas, keputusan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah di seluruh dunia dalam menjaga keseimbangan antara melindungi pengguna internet, khususnya anak-anak, dan menjaga kebebasan berpendapat serta akses terhadap informasi.

BACA JUGA:Main Game Dapat Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu, Emang Bisa? Begini Caranya

BACA JUGA:PTBA Berinovasi, Kembangkan Lahan Basah Buatan untuk Pemulihan Lingkungan

Dengan semakin kompleksnya isu-isu terkait keselamatan digital, tampaknya perdebatan tentang bagaimana mengelola platform daring ini akan terus berlanjut di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: