Bukan Hanya Mahasiswa, Kasus Dugaan Plagiat Skripsi Juga Pernah Dialami Dosen S3 di Palembang

Bukan Hanya Mahasiswa, Kasus Dugaan Plagiat Skripsi Juga Pernah Dialami Dosen S3 di Palembang

Kasus dugaan plagiat skripsi juga pernah dialami dosen S3 di Palembang Conie Pania Putri.-Foto: dokumen/sumeks.co-

"Tulisan saya tersebut plagiat tulisan dosen di Padang, cek plagiat hampir 70 persen. Saya dipanggil oleh LLDIKTI diminta keterangan, di kampus saya juga diperiksa saya juga didemo oleh LSM, yang mengajukan saya ini benar-benar nekat dan diduga ada tujuan menggeser saya dari ketua prodi dan kemungkinan tujuan lain yang juga saya tidak tahu," katanya lagi.

Mendapatkan hal itu, Conie pun lantas bertanya dengan senior yang membantunya membuat tulisan dan pada saat itu ia mendapatkan jawaban jika semuanya sudah dilakukan dengan sesuai prosedur, sudah dicek berkali-kali dan tidak ada masalah.

BACA JUGA:Lagu 'Halo-Halo Bandung' Diubah Lirik Jadi 'Halo Kuala Lumpur', Warganet Geram Sebut Malaysia Negara Plagiat

BACA JUGA:WADUH! Lagu Penutupan Sea Games 2023 Kamboja, Dituding Netizen Indonesia Plagiat Lagu Via Vallen, Benarkah?

"Senior saya ini pada waktu itu juga sebagai pemeriksa di jurnal tempat terbitnya tulisan tersebut. Jadi hal yang sangat mustahil dan tidak mungkin kalau jurnal saya plagiat dan bisa lolos. Jurnal Sinta 5 pasti melalui cek turnitin, proses terbitnya jurnal saya pasti sangatlah panjang," katanya.

Menurut Conie kesimpulannya ia terbukti melakukan plagiat tulisan orang lain, hal ini sudah melanggar aturan yang berlaku di Indonesia. 

"Melanggar kode etik dosen, pembelaan yang saya lakukan adalah saya dibuatkan dan dibantu orang lain hanya memperingan sanksi saya. Pada bulan Agustus 2023 saya diberhentikan sebagai Ketua Prodi S2 Hukum di universitas berjuluk Kampus Merah tersebut, komisi etik kampus menyatakan saya salah dan tidak ada perlindungan ataupun pemakluman atas kejadian ini, tidak ada toleransi atau pembelaan sedikitpun dari kampus," tuturnya.

Di akhir perbincangan, wanita yang juga memiliki usaha furniture ini mengimbau pengalaman yang ia ceritakan ini agar menjadi pelajaran bagi sesama kolega baik dosen juga para mahasiswa dalam membuat karya ilmiah.

"Kisah dalam cerita saya ini jangan ditiru ya. Ini pengalaman saya sebagai korban plagiat lebih tepatnya disebut pelaku sekaligus korban yang sangat dirugikan," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: