Pabrik Sepatu Bata Bangkrut! Berikut Sejarah Berdirinya dan Sepak Terjang Produsen Alas Kaki Ini di Indonesia

Pabrik Sepatu Bata Bangkrut! Berikut Sejarah Berdirinya dan Sepak Terjang Produsen Alas Kaki Ini di Indonesia

Pabrik Sepatu Bata Bangkrut! Ternyata Berikut Sejarah Berdirinya dan Sepak Terjang Produsen Alas Kaki Ini di Indonesia--

Masuknya Bata ke Indonesia dimulai dengan kerjasama Bata dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu beroperasi di Tanjung Priok.

Sekitar 6 tahun setelahnya, Tomas Bata mendirikan pabrik sepatu di tengah perkebunan karet di area Kalibata, selanjutnya produksi sepatu terjadi mulai tahun 1940.

BACA JUGA:Masyarakat Menjerit Akibat Harga Beras Melonjak, Ini Dampaknya!

BACA JUGA:Pemerintah Akselerasi Sertifikasi Halal Produk Makanan-Minuman di 3.000 Desa Wisata

Bata termasuk kedalam daftar pabrik terbesar di Indonesia, memiliki spesialisasi produk sepatu yang dapat digunakan oleh semua kalangan dari dalam dan luar negeri.

Namun saat ini Bata telah menghentikan operasional pabriknya di Purwakarta lantaran perusahaan sepi order. 

Disebutkan, permintaan konsumen terhadap produk sepatu Bata kian menurun setiap tahunnya hingga menyebabkan kerugian.

Dalam pernyataan resmi Corporate Secretary Bata Hatta Tutuko yang dikutip dari keterbukaan informasi diungkapkan bahwa penutupan pabrik dilakukan per tanggal 30 April 2024.

BACA JUGA:IKN Siap Sambut ASN: 12 Tower Apartemen Selesai Juli 2024

BACA JUGA:Suaminya Maen Cewek terus dan Punya Selingkuhan hingga 20 Wanita, Acil Jouleha Pilih Robohkan Rumah Megahnya

Hatta menyebut PT Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian.

Selain itu, terdapat faktor lain berupa tantangan industri akibat pandemi serta perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat, namun bisnis tetap tidak bisa pulih.

"Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun dan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia," tulis Hatta.

"Dengan adanya keputusan ini, maka Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta," tambahnya.

BACA JUGA:Kronologi Jatuhnya Pesawat Ringan Cessna 172N Skyhawk di Hutan Felda Gunung Besout

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: