Always Happy Ending! Islam yang Pemaaf Meneguhkan Kembali Iman Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh yang Sempat Mur
Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh --net
SUMEKS.CO - Islam yang pemaaf meneguhkan kembali iman Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh yang sempat murtad.
Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh ialah salah satu sahabat yang sempat murtad dari agama islam.
Kabar ini tentu membuat terkejut kaum muslimin pada saat itu bahkan menjadi bahan olokan oleh kafir Quraisy.
Akan tetapi, islam selalu memaafkan kesalahan terdahulu dari pengikutnya sehingga akhir hidup Abdullah bin Sa’ad berakhir happy ending.
BACA JUGA:Baca Nih! Tidak Sah Salat Jika Wudhumu Salah, Ustad Adi Hidayat: 4 Hal Pokok Dalam Wudhu
Tentu happy ending adalah akhir yang sangat diimpikan oleh banyak orang, tidak hanya saat menonton film saja tetapi juga di kehidupan nyata.
Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh dalah tokoh orisinal dalam sejarah islam yang mengajarkan kepada umat manusia bahwa setiap orang pasti memiliki kesalahan.
Akan tetai, selalu ada pintu berbenah sehingga Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh dapat melesat menjadi bintang sejarah.
Silsilah dari Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh bin Al-Harits bin Hubaib bin Jadzimah bin Nashr bin Malik bin Hisl bin Amir bin Lu'ay bin Ghalib dan berasal dari kabilah Bani Amir bin Lu'ay.
Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh merupakan saudara sepersusuan dari khulafaur rasyidin, khalifah Utsman bin Affan.
Ibunya bernama Muhanah binti Jabir dan berasal dari kabilah al-Asy'ari, Abdullah mempunyai saudara kandung.
Saudara-saudaranya bernama Uwais al-Akbar, Uwais al-Ashghar, Iyas, Abu Hindun dan Wahab bin Sa'ad.
Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh masuk islam sekitar tahun 6 Hijriah dan mendapatkan kepercayaan dari Rasulullah SAW untuk menulis wahyu Allah.
BACA JUGA:Kata KH Maimun Zubair, Tidur di Waktu Ini Bisa Sebabkan Orang Jadi Kaya, Masa Sih? Simak Disini!
Dari sini saja, seluruh umat islam tentu tahu bahwa Abdullah bin Sa’ad bin abi Sarh adalah sosok yang istimewa.
Semuanya berjalan sebagaimana semestinya hingga suatu hari terdengar kabar yang membuat penduduk Madinah kaget bukan kepalang.
Para sahabat sangat heran mendengar kabar bahwa Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh memutuskan untuk murtad.
Abdullah kembali ke Makkah dan menjadi penyembah patung lagi bersama musyrikin Quraisy.
BACA JUGA:Syurahbil bin Hasanah, Teman Dekat Nabi Sang Penakhluk Suriah yang Wafat Sebab Wabah ‘Amwas
Padahal Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh adalah seorang penulis wahyu, tentu posisi ini membuat para sahabat percaya tidak percaya akan kabar tersebut.
Pada suatu ketika, Nabi menyuruh Abdullah untuk menulis beberapa ayat dari Surat Al-Mu'minun dari Al-Qur'an yang didiktekan beliau.
Ketika sampai pada ayat ke-14, pada bagian: "Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain", Abdullah pun mengucapkan rasa takjubnya dengan berkata "Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik."
Rasulullah kemudian menjawab, "Benar, seperti yang kau bilang itulah ayat tersebut diturunkan kepadaku."
BACA JUGA:Niat Balas Dendam, Anak Abu Jahal Ini Malah Turut Menumpas Nabi Palsu hingga Syahid Diakhir Hayatnya
Maka Abdullah meragukan kenabian beliau, dan berkata, "Jika Muhammad jujur, berarti Allah telah menurunkan ayatnya kepadaku sebagaimana Allah menurunkan ayat-Nya kepada Muhammad. Dan jika Muhammad berbohong, maka berarti dia mengambil perkataanku (sebagai wahyu).
Allah SWT tidak membiarkan kesombongan kaum musyrik atas murtadnya Abdullah bertahan lama, Allah SWT memenangkan kaum muslimin dalam peristiwa Fathu Makkah.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Isra’ ayat ke-81 :
“Dan katakanlah, kebenaran telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sungguh, yang bathil itu pasti lenyap.”
Ayat tersebut terus digaungkan oleh 10 ribu sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat memasuki gerbang Makkah.
10 ribu sahabat itu menghancurkan 360 berhala disekeliling Ka’bah dan membuat lemas kaum kafir melihat peristiwa tersebut.
Pada hari itu pula, Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh tidak mampu berkata-kata dan sangat menyesali perbuatannya.
Saat kaum muslimin sudah tuntas membebaskan Makkah, ada seorang laki-laki berwibawa dengan wajah teduh yang bergegas memastikan keselamatan Abdullah.
BACA JUGA:Bagaimana Jadinya, Tanpa Risalah Nabi Syits Manusia dan Jin Saling Bertatapan
Dia adalah Utsman bin Affan yang akhirnya menemukan Abdullah dan mengataka padanya bahwa Utsman akan menjamin keselamatannya.
Utsman ialah saudara sepersusuan Abdullah, ia mengajak Abdullah untuk menemui Rasulullah untuk meminta maaf.
Utsman menjamin Abdullah bahkan menjadikan ayah ibunya sebagai tebusan, saat itu air mata Abdullah tumpah.
Ia sangat menyesali perbuatannya hingga malu setiap bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
BACA JUGA:Bagaimana Jadinya, Tanpa Risalah Nabi Syits Manusia dan Jin Saling Bertatapan
Hingga satu hari, Utsman bercerita kepada Rasulullah bahwa Abdullah selalu lari dan bersembunyi setiap Rasulullah lewat.
Rasulullah SAW mengatakan bahwa islam adalah agama yang akan menghapus perbuatan salah di masa lalu sebagaimana yang dikatakan Imam Adz Dzahabi dalam kitabnya.
Di sisa usianya, Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh mewakafkan segalanya di jalan Allah dengan turut berperang di banyak pertempuran.
Dalam peristiwa Battle of Phoenix atau Pertempuran Dzatus Shawari, Abdullah diangkat sebagai panglima angkatan laut kaum muslimin dan mematahkan armada Romawi Timur.
Dibawah komando Abdullah, 200 kapal tempur kaum muslimin dalam mengalahkan 100 kapal perang Romawi.
Sepeninggal khalifah Utsman bin Affan, Abdullah pergi dari Mesir dan menetap di sebuah kota bernama Asqalan, Palestina.
Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh wafat usai melaksanakan shalat subuh sebagaimana do’a yang pernah beliau panjatkan usai Utsman bin Affan meninggal dunia.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: