Peternak Ayam Petelur Lampung Bangkit dari Pandemi Berkat Klaster Usaha Mandiri Makmur

Peternak Ayam Petelur Lampung Bangkit dari Pandemi Berkat Klaster Usaha Mandiri Makmur

Peternakan ayam petelur telah menjadi sumber utama mata pencaharian masyarakat di wilayah tersebut selama bertahun-tahun.--

BACA JUGA:Prajurit TNI Tidak Netral Akan Diproses, Masyarakat Diminta Awasi Netralitas TNI

"Kami sadar bahwa kita harus bersatu untuk bisa bertahan di tengah pandemi ini," kata Edi.

Edi Widianto mengatakan bahwa para peternak ayam petelur di wilayah Kabupaten Sukadana, Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur mengalami kesulitan dalam memasarkan telur hasil ternak mereka karena kondisi pembatasan sosial.

Pembatasan sosial yang dilakukan untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19 telah membatasi mobilitas masyarakat. Hal ini menyebabkan permintaan telur ayam menurun drastis.

“Dari situ akhirnya kami berinisiatif membentuk suatu kelompok usaha untuk mengupayakan agar telur milik peternak kami ini bisa terjual. Jadi kita upayakan penjualannya nggak ada hambatan. Saat itu kami membantu mengurus izinnya, hingga lolos penjualannya sampai Jakarta,” terang Edi. 

BACA JUGA: Tips Parenting Islami untuk Anak Laki-Laki, Menyiapkan Generasi Shalih di Zaman Modern

Ia menjelaskan, saat awal membentuk kelompok usaha, hanya beberapa peternak yang bergabung, hingga kini memiliki lebih dari 40 anggota aktif.

Selain membangun kerjasama antar peternak, Klaster Usaha Mandiri Makmur ini juga menjalin Kerjasama dengan para pengepul telur ayam agar bisa sama-sama memajukan usaha dan meningkatkan kesejahteraan warga. 

Klaster usaha ini juga membantu para peternak kecil yang ada di wilayah tersebut lewat berbagai upaya mulai dari dari proses produksi, penekanan biaya produksi seminimal mungkin, pengelolaan pakan ternak hingga distribusi penjualan. 

“Kalau produksi untuk seluruhnya itu memang kita nggak punya data tepatnya berapa karena kan ini terdiri dari pengepul dan beberapa sub agen juga. Tetapi kalau dikumpulkan itu bisa mencapai kurang lebih 10 ton produksi telur per hari secara keseluruhan,” lanjut Edi. 

BACA JUGA:PT TeL Salurkan Bantuan Sembako untuk Warga Terdampak Banjir di Kabupaten Muara Enim

Dari perkiraan total produksi tersebut, Edi menjelaskan kira-kira Klaster Usaha Mandiri Makmur mendapatkan omzet Rp2 juta setiap harinya. 

“Alhamdulillah kesejahteraan masyarakat pasti terdampak karena kami membantu peternak untuk bisa menekan biaya produksi yang lebih rendah sehingga harga telur bisa tetap stabil,” terang Edi. 

Perluas Usaha Berkat Pendampingan BRI

Klaster Usaha Mandiri Makmur menjadi satu dari sekian banyak klaster usaha lain yang menjadi binaan BRI. Edi menceritakan bahwa pendampingan ini merupakan buah dari kerja keras masyarakat yang berusaha mencari solusi di tengah himpitan pandemi lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: