Pencetakan Al Quran Pertama di Asia Tenggara! Ternyata Ada di Palembang Sejak 1848 Masehi

Pencetakan Al Quran Pertama di Asia Tenggara! Ternyata Ada di Palembang Sejak 1848 Masehi

Ilustrasi--net

BACA JUGA:Amalan Agar Glow Up Luar Dalam, Bikin Semua Orang Senang Pahala Melimpah

Juga yang tak kalah menarik yaitu tentang kolaborasi Kemas Muhammad Azhari dengan salah satu tokoh pejabat daerah setempat dalam suksesnya pencetakan Al-Qur’an Palembang tersebut. 

Ketika tiba saatnya, yaitu pada tahun 1837 Masehi, Kemas Muhammad Azhari kembali ke Palembang untuk pertama kalinya, maka pada pelayarannya kembali menuju Palembang, kapalnya menyusuri beberapa pelabuhan yang antara lain pelabuhan-pelabuhan di India. 

Sempat ia singgah di India untuk belajar ilmu falak dan menyaksikan perkembangan percetakan muslim India. 

Selanjutnya, ketika kapal berlayar kembali menuju pelabuhan-pelabuhan di Singapura, lantas Kemas Muhammad Azhari singgah lagi sebentar untuk membali alat cetak batu (litografi).

BACA JUGA:9 Amalan Agar Didoakan Malaikat Setiap Saat, Nomor 4 Paling Banyak Dilewatkan

Litografi sendiri merupakan metode untuk mencetak menggunakan media batu yang populer sejak abad ke-17.

Kemas Muhammad Azhari sempat kembali lagi ke Mekah pada tahun 1840 Masehi dan kembali lagi ke Palembang pada 1842 Masehi. 

Nah, setelah kembali, di Palembang Kemas Muhammad Azhari menjalin hubungan yang harmonis dengan Demang Jayaleksana.

Mereka berdua ternyata memiliki kesamaan visi dalam syiar Islam terlebih mereka juga telah memilki hubungan kekeluargaan yang terjalin lantaran pernikahannya dengan salah satu adik perempuan dari Demang Jayaleksana.

BACA JUGA:Cara Meruqyah Jin dan Setan dalam Tubuh, Dijamin Hangus Tak Membekas

Kiai Abd. Azim Amin yang memiliki salah satu koleksi Al-Qur'an Jayaleksana mengatakan “Jalur tempuh pendidikan di Palembang masa itu terbagi menjadi dua arus, pertama ke Hijaz seperti Kemas Muhammad Azhari, kedua ke Pondok Pesantren Buntet Cirebon yang ditempuh oleh Demang Jayaleksana.” 

"Setelah selesai dengan pendidikannya Demang Jayaleksana diangkat menjadi menteri sewaktu usianya masih 17 tahun oleh Pangerang Kramojayo di Tanjung Lubuk sebagai menteri pihak pribumi," ungkap Kiai Abd. Azim Amin.

Kemudian pada 1826 Demang Jayaleksan mulai membangun rumahnya di 3 Ulu Palembang sebagai pusat kajian islam. Hingga sepuluh tahun kemudian Demang Jayaleksana diangkat sebagai kepala divisi oleh Hindia Belanda.  

Berawal dari pertemuan Kemas Muhammad Azhari dengan Demang Jayaleksana itulah yang membuat percetakan Al-Qur'an di Palembang bisa dieksekusi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: