Siapa Mush'ab Bin Umair? Tuan Muda yang Mejadi Delegasi Islam Pertama di Madinah

Siapa Mush'ab Bin Umair? Tuan Muda yang Mejadi Delegasi Islam Pertama di Madinah

Ilustrasi--dok : sumeks.co

BACA JUGA:Abu Ubaidah Hamas ke Abu Ubaidah Bin Jarrah, Mengenang Kisah Heroik Pahlawan Besar Pembebas Baitul Maqdis

Mush'ab mengetahui bahwa Nabi Muhammad dan orang-orang yang sudah masuk Islam sedang berkumpul di sebuah rumah dekat bukit As-Safa untuk menghindari pelecehan dari Quraisy. 

Mush'ab bin Umair pergi ke sana dan bertemu Nabi yang  justru menyambutnya.

Baru saja Mush'ab bin Umair mengambil tempat duduknya, ayat-ayat Alqur'an sudah dibacanya Rasulullah SAW dan meresap di hati para pendengar. Saat itu Mush'ab bin Umair terpesona oleh untaian kalimat Rasulullah yang dirasakannya telah menembus kalbunya.

Setelah memeluk Islam, Mush'ab bin Umair tak takut apa pun terhadap konsekuensi yang akan ditimpakan kepada dari para petinggi Quraisy.

BACA JUGA:Uwais Al Qarni : Pemuda Sederhana yang Berbakti Kepada Ibunya Sehingga Terkenal di Langit

Kekhawatiran terbesar Mush'ab bin Umair justru adalah ibunya yang sangat menentang Islam, oleh sebab itu Mush'ab bin Umair diikat dan dikurung di bawah pengawasannya untuk mencegahnya menghubungi atau bertemu lagi dengan Nabi Muhammad SAW.

Sampai suatu ketika Mush'ab bin Umair  mengetahui bahwa ada rombangan Muslim yang akan bermigrasi ke Habasyah untuk mencari perlindungan dan bantuan. 

Pikiran Mush'ab bin Umair mendengar kabar itu adalah bagaimana caranya dia melarikan diri dari penjara dan bergabung dengan rombongan Muslim tersebut. 

Pada kesempatan yang tercipta, ketika ibu dan penjaganya sedang lengah, Mush'ab bin Umair berhasil menyelinap pergi dengan diam-diam. Kemudian dengan sangat tergesa-gesa, dia bergabung dengan para migran lainnya.

BACA JUGA:Ada Berapa Istri Ali bin Abi Thalib dan Siapa yang Paling Dicintai?

Mereka berlayar bersama melintasi Laut Merah menuju Afrika. Menurut Mush'ab bin Umair dan juga menurut banyak umat Muslim lainnya, kehidupan di Mekah sudah tidak dapat ditoleransi.

Mush'ab bin Umair tinggal di sana bersama saudara-saudara kaum Muslimin, sampai akhirnya pulang ke Mekah. 

Melihat kepulangan Mush'ab bin Umair orang-orang banyak yang menundukkan kepala dan memejamkan mata, sementara beberapa meneteskan air mata. 

Mereka melihat Mush'ab bin Umair memakai jubah usang yang penuh dengan tambalan, padahal belum hilang dari ingatan bahwa sebelum masuk Islam pakaian Mush'ab adalah pakaian terbaik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: