Obat Anti Stress dan Kunci Kelapangan Hidup Bagi Seorang Muslim, Cek Disini Penjelasannya

SUMEKS.CO – Memiliki sifat qana’ah adalah hal yang sangat sulit, akan tetapi diidamkan oleh banyak orang. 

Qana’ah adalah akhlaq terpuji yang disukai oleh Allah dan dapat mendatangkan kebaikan dalam hidup. Sifat ini menjadi kunci dari kelapangan selama manusia hidup. 

Yakni sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil dan apa saja nikmat yang Allah berikan. 

Sifat qana’ah adalah upaya menjauhkan diri dari rasa tidak puas dan merasa kurang dari apa saja yang dimiliki. 

BACA JUGA:Dajjal, Tantangan Besar Perempuan Akhir Zaman, Bagaimana Cara Menghadapinya?

Orang yang memiliki sifat qana’ah memiliki pendirian bahwa apa yang didapatkan dan yang ada pada dirinya saat ini adalah kehendak Allah SWT. 

Dalam QS. Ibrahim : 7, Allah ta’ala berfirman yang artinya : “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras”.

Ayat yang Allah turunkan tersebut adalah perintah Allah agar setiap manusia hendaknya selalu bersyukur atas ujian maupun nikmat yang sudah Allah berikan.

Qana’ah menjadi sikap yang dicintai Allah karena dengan sifat qana’ah makan manusia kan terhindar dari sifat sombong dan berlebih-lebihan dalam urusan duniawi. 

BACA JUGA:1 Jumadil Akhir Jatuh Pada 14 Desember 2023, Ada 6 Peristiwa Bersejarah Umat Islam Didalamnya, Apa Saja?

Sikap Qana’ah ini dijelaskan dalam QS. Al-A’raf ayat 31 yang artinya :

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.

Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan agar setiap umatnya memiliki sifat qana’ah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sungguh beruntung orang yang berislam, memperoleh kecukupan rezeki dan dianugerahi sifat qana’ah atau segala pemberian.” HR. Tirmidzi. 

Sumber: