5 Mitos Seputar Ibu Hamil yang Tidak Perlu di Percaya, Nomor 3 Paling Menjamur di Masyarakat
Mitos yang menjamur di masyarakat tentang ibu hamil-Foto : Ilustrasi-
SUMEKS.CO – Dalam menjalani masa kehamilan ada banyak hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan serta tumbuh kembang buah hati di dalam kandungan, bahkan mitos seputar ibu hamil yang serin terdengar di masyarakat juga menjadi perhatian.
Saat hamil juga tentu muncul banyak saran kehamilan serta berbagai mitos-mitos yang disampaikan oleh orang-orang sekitar, teman dan keluarga. Namun mitos seputar ibu hamil tidak perlu dipercaya sepenuhnya.
Mitos untuk para ibu hamil ini biasanya bersangkutan dengan makanan dan apa yang dikonsumsi karena inilah yang akan berdampak langsung ke bayi dalam kandungan.
Mitos-mitos yang berkembang dari generasi-generasi dan menjamur di masyarakat ini tak disertai fakta yang ilmiah sehingga membuat pantangan ibu hamil untuk mengonsumsi sesuatu.
Berikut 5 mitos yang ibu hamil tidak perlu dipercaya dirangkum dari berbagai sumber terpercaya dan penjelasan yang akurat.
1. Mitos makan dua porsi untuk ibu hamil
Banyak yang beranggapan bahwa ibu hamil memerlukan mengkonsumsi makan lebih banyak untuk memenuhi asupan bayi yang ada di dalam kandungan.
Namun kepercayaan ini merupakan mitos yang menjebak lantaran tidak terbukti kebenarannya. Ibu hamil memang disarankan untuk memperhatikan asupan makanannya tetapi tidak boleh berlebihan.
Kenaikan berat badan untuk ibu hamil jika dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT) normal berkisar 12-15 kilogram dan untuk mereka yang obesitas adalah 6-12 kilogram.
Penting untuk diketahui bahwa ibu hamil hanya membutuhkan tambahan kalori sebanyak kurang lebih 300 kalori per harinya.
Kepercayaan tentang menambah porsi makan hingga dua kali lipat hanya akan membuat berat badan semakin bertambah dan akan sulit dihilangkan di kemudian hari serta dapat berpotensi membahayakan kesehatan ibu hamil dan bayi.
Disarankan untuk lebih fokus pada kualitas makanan dengan mengurangi kandungan lemak, garam, dan gula tetapi diimbangi dengan meningkatkan asupan biji-bijian, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: