Duh! 2 Pulau di Sumsel Sudah Tenggelam, WALHI: Jaga dan Perbaiki Kawasan Hutan Mangrove

Duh! 2 Pulau di Sumsel Sudah Tenggelam, WALHI: Jaga dan Perbaiki Kawasan Hutan Mangrove

Acara Seminar "Mereka Yang Membicarakan Tentang Magrove", di Aula KH Faqih Usman, lantai 7 Universitas Muhammadiyah Palembang. Foto: dokumen/sumeks.co--

PALI, SUMEKS.CO - Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), DR Ir H Heri Amalindo, MM menyatakan komitmennya dalam memperbaiki kawasan hutan Mangrove yang ada di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Apalagi berdasarkan data dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumsel jika sudah ada dua pulau di perairan Sumsel tepatnya di Kabupaten Banyuasin tenggelam.

Dimana, tenggelamnya dua pulau itu akibat perubahan iklim yang dipicu oleh kerusakan lingkungan.

Dua pulau yang tenggelam itu yakni Pulau Betet dengan ketinggian tanah (elevasi) berada kurang dari satu Meter di atas Permukaan Laut (MDPL) dan pulau Gundul dengan kondisi permukaan kurang dari tiga MDPL.

BACA JUGA:Lestarikan Negeri, Polsek Air Sugihan Tanam 200 Batang Mangrove di Kawasan Pesisir

Hal itu dikatakan Heri Amalindo saat menyampaikan materi ketika didaulat sebagai Keynote Speech, dalam acara Seminar Mereka Yang Membicarakan Tentang Magrove, di Aula KH Faqih Usman, lantai 7 Universitas Muhammadiyah Palembang, Kota Palembang akhir pekan lalu.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Gema Persada Lh Fakultas Pertanian UMP turut dihadiri Rektor UMP, DR Abid Djazuli, Dekan dan dosen Fakultas Pertanian UMP serta ratusan mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas di Sumsel.

Heri Amalindo mengatakan bahwa upaya perbaikan lingkungan kawasan hutan Mangrove harus melibatkan seluruh pihak, baik pemerintah, swasta hingga masyarakat.

"Upaya perbaikan lingkungan terutama merawat mangrove harus terlibat seluruh pihak, pemerintah, swasta, akademisi, mahasiswa, aktivis lingkungan serta masyarakat. Karena seperti yang telah disampaikan tadi bahwa kawasan hutan Mangrove merupakan pahlawan mitigasi iklim guna mencapai FOLU Net SINK," katanya.

BACA JUGA:10.000 Batang Mangrove Ditanam di Pesisir Pantai Timur Air Sugihan OKI

Lebih lanjut ia menjelaskan, berdasarkan laporan dari penelitian mahasiswa dan aktivis lingkungan bahwa kerusakan lingkungan kawasan hutan Mangrove disebabkan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

"Oleh karena itu, penting bagi suatu pemerintah dalam membuat kebijakan, harus juga dilihat faktor alamnya. Kebijakan yang dibuat pemerintah harus tetap menjaga kelestarian kawasan hutan mangrove, demi keberlangsungan hidup anak cucu kita. Karena alam merupakan titipan nenek moyang kita untuk diwariskan ke anak cucu kita," jelasnya.

Sementara, Kepala Divisi Kampanye WALHI Sumsel, Febrian Putra Sopah mengatakan, hilangnya dua pulau di Sumsel yakni Pulau Gundul dan Pulau Betet karena naiknya permukaan air laut akibat krisis iklim yang dipicu oleh masifnya kerusakan lingkungan.

"Padahal, saat ini Indonesia sedang gencar-gencarnya menyuarakan FOLU Net Sink 2030," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: