Tren Live Shopping Tak Bisa Dibendung, Hanya Butuh Regulasi yang Tepat, UMKM di Sumsel Harus Cepat Adaptasi

Tren Live Shopping Tak Bisa Dibendung, Hanya Butuh Regulasi yang Tepat, UMKM di Sumsel Harus Cepat Adaptasi

Yashinta Devi Saat melayani pembeli lewat live shopping medsos, Tiktok, Instagram, dan Facebook, dari makanan ringan yang dijualnya. Foto : Evan Zumarli/sumeks.co.--

BACA JUGA:Dukung AIPF 2023, BRI Terus Tingkatkan Pembiayaan dan Pemberdayaan UMKM Naik Kelas

“Kalau pelanggannya kenal, biasanya mereka langsung datang ke rumah,” terangnya. 

Untuk pembelian dan pembayaran, diakuinya tak berbeda jauh dengan e-commerce seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan lainnya.

Pembedaannya, calon konsumen bisa melihat semua produk yang dijual secara langsung dan dijamin barang yang dikirim sama dengan yang dipesan.

“Pembayaran biasanya via transfer. Begitu dibayar, barang langsung saya kirim ke alamat pembeli,” tegasnya.

BACA JUGA:Bantah Anggapan Matikan UMKM, PT Hutama Karya Klaim Keberadaan Tol Lampung-Sumsel Bikin Ekonomi Menggeliat

Untuk dalam kota ia pakai jasa kurir untuk mengantar barang dan tentu dengan ongkos kirim. 

Untuk luar kota mengunakan jasa ekspedisi. “Sistem pembayaran COD (cash on delivery) juga bisa,” tandasnya.

Pembina UKM IKM Nusantara Sumsel, Andhy BR mengakui untuk bisa bertahan, mau tak mau pelaku UMKM harus merambah penjualan online.  Penjualan online sudah memberikan kontribusi besar bagi peningkatan omzet UMKM.

“Anggota kita banyak, sekitar 3 ribuan se-Sumsel. Ada yang bergerak di bidang jasa, manufaktur, handycraft, tapi paling banyak UMKM kuliner separuhnya,” ujar Andhy.

BACA JUGA:BRI UMKM Expo Brilianpreneur Bawa UMKM Kopi Tembus Pasar Internasional

Dari jumlah itu, UMKM yang jualan offline saja tinggal 20-30 persen. Artinya mayoritas juga sudah jualan online bahkan tanpa toko atau warung sama sekali.

“Rata-rata UMKM kuliner banyak gunakan online food delivery dalam menjual makanannya di seputaran area Palembang. Karena cost-nya murah, mudah, cepat, dan banyak promo sehingga menarik pembeli,” lanjutnya.

Tak heran omzet yang diraup tiap UMKM pun luar biasa, bisa mencapai Rp3 juta lebih sehari. 

Tapi kalau hanya jualan offline paling Rp1-2 juta sehari. Untuk itu, pihaknya selalu mendorong UMKM yang belum online supaya memanfaatkan platform digital untuk mendongkrak omzet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: