Negarawan Sejati, Brawijaya V Pilih Mualaf Demi Hindari Pertumbuhan Darah
Raja terakhir Majapahit itu menyerahkan kekuasaan kepada Raden Patah, ketimbang melakukan perlawanan, yang dipastikan akan menumpahkan nanyak darah.--
Malam menjelang puncak Sabdo Palon dan Noyo Genggong berterus terang jati diri yang sebenarnya. Sabdo Palon dan Noyo Genggong menampakkan wujudnya yang asli kepada Prabu Brawijaya.
Prabu Brawijaya terperanjat, kemudian memberi hormat, bersembah untuk pertama kalinya. Meski dirahasiakan siapa sosok Sabdo Palon dan Noyo Genggong.
Sabdo Palon dan Nyo Genggong memberikan gambaran apa yang bakal terjadi kelak di Nusantara. Sementara hari kehancuran Majapahit, kesadaran masyarakat nusantara akan jatuh ke titik paling rendah.
Kulit lebih diagung-agungkan daripada isi. Kebenaran yang mutlak dianggap sebagai titik golongan tertentu. Dharma diputar balikan sampai-sampai seperti ini, akan terus tertumpuk sampai 500 tahun ke depan.
BACA JUGA:9 Tanda-tanda Orang yang Dijaga Malaikat Pelindung, Semuanya Umum Kita Lakukan
Bila sudah saatnya, alam akan memuntahkannya. Alam akan membersihkannya. Nusantara akan terguncang gempa bumi, banjir bandang, angin puting beliung, ombak samudra naik ke daratan, Gunung Merapi memuntahkan laharnya. Berganti-gantian musibah silih berganti datang dan pergi.
Bila waktu itu sudah tiba. Alam telah melakukan penyeleksian, alam akan memilih mereka-mereka yang berkesadaran tinggi. Yang kesadarannya masih rendah untuk sementara waktu disisihkan dahulu atau dilahirkan di tempat lain di luar Nusantara.
Bila saat itu sudah terjadi, Sabdo Palon dan Noyo Genggong akan muncul lagi, kembali ke Nusantara. Sabdo Palon dan Noyo Genggong akan merawat tumbuhan kesadaran.
Dari mereka-mereka yang terpilih Sabdo Palon dan Noyo Genggong, akan mencegah tumpuan putih yang boleh bersemi. Itulah saatnya agama budi, agama kesadaran akan berkembang baik di Nusantara.
Saat itu Nusantara pelan tapi pasti akan dapat meraih kejayaannya kembali yang sudah menjadi garis. Prabu Brawijaya disarankan menuruti kehendak-kehendak mereka yang tengah berkuasa. Kelak Prabu Brawijaya juga akan lahir lagi 500 tahun kemudian.
Mendengar cerita Sabdo Palon dan Noyo Genggong, menangislah Prabu Brawijaya sejadi-jadinya. Semua rahasia masa depan Nusantara dijabarkan oleh Sabdo Palon dan Noyo Genggong.
Keesokan harinya Prabu Brawijaya memanggil Sunan Kalijaga, di hadapan seluruh yang hadir Sangat Prabu menyatakan hendak kembali ke Trowulan. Dan yang lebih mengagetkan Prabu menyatakan masuk Islam demi menjaga stabilitas negara.
Sunan Kalijaga dan seluruh yang hadir terperangkap mendengar keputusan Sang Prabu. Beberapa penasehat pejabat dan kepala pasukan Bhayangkara bersujud, sambil menangis mereka memohon agar Sang Prabu mencabut kembali sabda yang telah keluar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: