Negarawan Sejati, Brawijaya V Pilih Mualaf Demi Hindari Pertumbuhan Darah

Negarawan Sejati, Brawijaya V Pilih Mualaf Demi Hindari Pertumbuhan Darah

Raja terakhir Majapahit itu menyerahkan kekuasaan kepada Raden Patah, ketimbang melakukan perlawanan, yang dipastikan akan menumpahkan nanyak darah.--

Negarawan Sejati, Brawijaya V Pilih Mualaf Demi Hindari Pertumbuhan Darah

SUMEKS.CO - Sikap Prabu Brawijaya V menujukan seorang negarawan sejati dalam menyelesaikan pemberontakan yang dilakukan putranya sendiri, Raden Patah dari Demak Bintoro. 

Raja terakhir Majapahit itu menyerahkan kekuasaan kepada Raden Patah, ketimbang melakukan perlawanan, yang dipastikan akan menumpahkan nanyak darah. 

Bahkan, Prabu Brawijaya V masuk Islam, untuk menjaga stabilitas politik saat itu. Keputusan itu diambilnya, atas pertimbangan dan penjelasan dari Sabdo Palon dan Noyo Genggong. 

BACA JUGA:Ramalan Sabdo Palon Pasca 500 Tahun Majapahit Runtuh: Nusantara Akan Terguncang Jatuh Pada Titik Terendah

Seperti dilansir dari kanal YouTube @Kitab Mawas Diri, sebelum memutus mengakui kemenangan Raden Patah, Sang Prabu masih sangat bimbang. 

Ia selalu berkomunikasi kepada Sunan Kalijaga. Sang Prabu mempertanyakan jaminan kebebasan beragama kepada Sunan Kalijaga. 

Apakah Demak Bintoro bisa memberikan wilayah-wilayah otonom khusus sebagai para penguasa daerah yang mayoritas masyarakatnya tidak beragama Islam. 

Sunan Kalijaga berjanji akan ikut andil menentukan arah kebijakan pemerintahan Demak Bintoro. Prabu Brawijaya V bernafas lega. Sebab ia percaya pada sosok Raja Sahid atau Sunan Kalijaga. 

BACA JUGA:Indonesia Diisyaratkan Tak Baik-Baik Saja Hingga Tahun 2056, Sang Penguasa Tanah Jawa Sabdo Palon Tagih Janji

Sunan Kalijaga menyarankan Sang Prabu yang dalam pelarian menuju Bali bersama pasukannya, kembali saja ke Trowulan. Sehingga masyarakat mengetahui situasi politik baik saja. 

Sang Prabu pun sempat galau. Bahkan, ia merasa keberadaannya di ibukota Majapahit tidak akan merubah situasi, pasca penggilingannya sebagai Raja Majapahit. 

Sunan Kalijaga resah bila Sang Prabu tetap melanjutkan pelarian ke Bali. Sunan Kalijaga memberikan gambaran betapa mengerikannya jika para pendukung Sang Prabu benar-benar siap melakukan gerakan besar. 

Diam-diam Prabu Brawijaya berpikir, hatinya terketuk kata-kata Sunan Kalijaga memang ada benarnya. Ketika malam menjelang sang prabu memanggil Sabdo Palon dan Noyo Genggong. Ketiganya membahas langkah selanjutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: