3 Suku di Indonesia Bermata Biru, Dikenal Bengis, Ada yang Makan Manusia Mentah-mentah
Suku Lingon.--
3 Suku di Indonesia Bermata Biru, Dikenal Bengis, Ada yang Makan Manusia Mentah-mentah
SUMEKS.CO - Indonesia didiami 1.340 suku, berdasarkan sensus BPS tahun 2010. Namun diantara ribuan suku itu, ada 3 suku diangap aneh, karena tidak seperti bentuk fisik orang Indonesia umumnya, yakni bermata biru.
Berbagai spekulasi pun muncul terkait asal muasal suku bermata biru ini. Meski tidak ada cacatan yang menuntun mengetahui asal usul suku ini.
Selain pendapat secara ilmiah, terkait asal suku ini, ada juga yang mengaitkan suku bermata biru itu dengan hal-hal mistis.
BACA JUGA:Doti, Ritual Mengerikan Suku Kajang, Tanpa Menyentuh Bisa Habisi Satu Keluarga Sekaligus
Lantas suku apa saja yang bermata biru itu. Tentu saja banyak yang penasaran ingin mengetahui asal suku yang dianggap bermata orang Eropa itu. Dilansir dari kanal YouTube @Angelick Vaulina, berikut 3 suku bermata biru yang dimaksud.
1. Suku Lingon
Suku bermata biru ini mendiami pedalaman Halmahera, Maluku. Tidak ada catatan jelas asal usul orang Lingon ini. Namun ada pendapat suku ini merupakan etnis yang terbentuk pernikahan campuran.
Hingga kini belum ada bukti tertulis mengenai asal usul atau sejarah Suku Lingon. Bila melihat kondisk fisik orang Indonesia, tidak mungkin orang ras Mongoloid bisa menghasilkan keturunan Kaukasoid, kecuali ada silang kawin antara keduanya.
BACA JUGA:Ternyata, 3 Gunung Ini Asal Muasal Suku di Sumatera Selatan
Bukti-bukti cerita dari masyarakat yang tersirat. Sekitar 300 tahun silam pernah ada sebuah kapal dari Eropa yang tenggelam di perairan Halmahera Timur. Kapal itu belayar untuk mencari rempah-rempah yang memang terkenal berasal dari wilayah ini.
Sulit mencari bantuan di tengah laut, mereka akhirnya merapat ke daratan. Di sana mereka sempat bertemu dengan suku laut lain yang lebih dulu menetap di sana. Karena pertemuan inilah akhirnya terjadi sebuah perseteruan, guna mendapatkan tempat tinggal.
Tetapi mereka yang tidak mempunyai senjata untuk melawan, lebih memilih mundur lalu pergi untuk mencari daerah yang bisa ditinggali, hingga akhirnya mereka berhasil mendapatkan tempat di tengah pedalaman hutan Halmahera Timur.
Karena Halmahera Timur waktu itu merupakan wilayah pedalaman, akses menuju ke sana sama sekali tidak mudah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: