3 Suku di Indonesia Bermata Biru, Dikenal Bengis, Ada yang Makan Manusia Mentah-mentah
Suku Lingon.--
BACA JUGA:Video Makhluk Misterius Diduga Suku Mante Aceh Bikin Heboh
2. Suku Buton
Masih berada di wilayah Indonesia Timur, tepatnya di Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara. Suku Buton juga memiliki kornea mata berwarna biru. Diperkirakan perkawinan campuran antara bangsawan dari suku ini dengan bangsa asing yang datang ke wilayah mereka.
Namun beberapa sumber lain mengatakan mata biru orang Buton disebabkan wonderburg syndrome. Yaitu kondisi genetik yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan perubahan warna atau pigmentasi pada rambut, kulit, mata-mata.
Masyarakat Buton yang memiliki mata berwarna biru mengaku lebih sensitif terhadap cahaya. Tidak semua warga suku botol ternyata memiliki mata berwarna biru. Hanya sebagian kecil saja yang memiliki mata warna biru.
BACA JUGA:Video Makhluk Misterius Diduga Suku Mante Aceh Bikin Heboh
3. Suku Lamno
Jauh di ujung barat Pulau Sumatera, atau wilayah Lambo Aceh, ada suku bermata biru. Dikenal juga sebagai desa atau Kampung Bule.
Ada dua versi yang menceritakan asal-usul bule dari Lamno ini. Pertama menyebutkan keturunan bermata biru ini berasal dari penjajahan Portugis di Aceh, pada awal abad ke-16.
Saat Portugis mencari rempah-rempah di Indonesia. Sehingga masuk melalui Aceh. Beberapa pria dari tentara Portugis malah menetap dan menikahi gadis-gadis lokal Aceh. Kemudian menghasilkan keturunan dengan mata biru kecoklatan.
Namun ada juga yang menceritakan, keturunan bule Lamno, ketika ada kapal perang Portugis di Aceh yang ditangkap raja Aceh. Mereka yang masih hidup di kapal tersebut, diancam bila ingin ditolong harus masuk Islam.
Jika menolak dipersilahkan kembali ke laut. Dari sini pula laki-laki Portugis ini menikahi dan menghasilkan banyak keturunan Eropa. Kemudian belajar bertani dan berbahasa Aceh.
Selama ratusan tahun populasinya bertambah. Setelah Aceh dilanda tsunami tahun 2004, banyak orang Lamno yang berpindah ke berbagai tempat. Kini tercatat tidak lebih dari 40 persen warga keturunan Portugis yang tersisa dan masih bertahan di Desa Lamno.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: