Ratusan Warga 12 Ulu Palembang Juga Berebut Bubur Assyuro, Ternyata Ini Manfaatnya?

Ratusan Warga 12 Ulu Palembang Juga Berebut Bubur Assyuro, Ternyata Ini Manfaatnya?

Mengantri di Jalan KH Azhari 12 Ulu untuk mendapatkan bubur Assyuro atau bubur Suro. Foto: Usta sumeks.co--

Ratusan Warga Berebut Tradisi bagi-bagi Bubur Assyuro, Ternyata Ini Manfaatnya?

SUMEKS.CO- Tak hanya di kelurahan Ogan Baru Kertapati saja yang berebut bubur Assyro.

Ratusan warga dari berbagai usia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, antusias berkerumun dan mengantri di Jalan KH Azhari 12 Ulu untuk mendapatkan bubur Assyuro atau bubur Suro. 

Tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya masyarakat dan biasanya dipraktikkan pada bulan Ramadhan dan tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah. 

Tahun ini, panitia dari Majelis Taklim Raudhatul Ilmi, yang pernah dibina Almarhum Ustadz Taufiq Hasnuri, menghadirkan 3000 porsi bubur Assyuro yang dibagikan kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu dan kaum dhuafa.

Bubur Assyuro adalah hidangan khas yang memiliki makna sosial dan keagamaan yang mendalam. 

BACA JUGA:10 Muharram 1445 Hijriah, Masjid Jami'ul Khoirot Pasar Kertapati Palembang Bagikan Bubur Suro

Ustadz Rizki Adil Fitri, putra dari Almarhum Ustadz Taufiq, menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan hidangan istimewa ini, diperlukan 120 Kg beras, 30 Kg daging sapi, 30 Kg bawang merah, 6 Kg bawang putih, dan beragam bumbu racik lainnya. 

Selama proses memasak yang memakan waktu sekitar 3 jam, masyarakat berkolaborasi dalam gotong royong, menggambarkan semangat kebersamaan yang tinggi.

Di samping bubur Assyuro, ada juga hidangan bernama "bubuk gemuk putih," yang disiapkan oleh Ketua Balai Pengajian Alquran Nur Karim, Pak Wahab. 

Bubur ini terbuat dari 100 Kg beras kualitas baik, santan kelapa, ikan teri, telur ayam, dan bumbu rempah pilihan.

Proses memasaknya melibatkan biaya sebesar 10 juta rupiah, di mana 8 dalung (sejenis panci besar) dipergunakan dengan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Tak hanya itu, panitia juga berinisiatif memberikan bantuan kepada seratus anak yatim sebagai bentuk kepedulian sosial.


Berdesakan di Jalan KH Azhari 12 Ulu untuk mendapatkan bubur Assyuro atau bubur Suro. Foto: Usta sumeks.co--

Tradisi bubur Assyuro bukan semata tentang makanan lezat yang dibagikan secara cuma-cuma, tetapi juga melibatkan nilai-nilai kepedulian sosial dan keagamaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: