Mahasiswa Asal Aceh 15 Tahun KKN di Maluku, Pulang Jadi Pahlawan, Ceritanya Bikin Merinding

Mahasiswa Asal Aceh 15 Tahun KKN di Maluku, Pulang Jadi Pahlawan, Ceritanya Bikin Merinding

Muhammad Kasim Arifin--

BACA JUGA:MASYAALLAH! Gara-Gara Minyak Bintang Ida Dayak, Putri Ariani Disebut Tak Buta Lagi

Dia bercerita selama 28 jam. Temannya mencatat cerita itu dengan mata basah. Semua terharu. Kasim adalah potret manusia yang melampaui dirinya. 

Dia bukan seperti kebanyakan orang yang hanya berpikir untuk kuliah lalu bekerja, mengumpul harta, kemudian hidup bahagia.

Dia menemukan bahagianya dengan cara lain. Saat dia melihat petani tersenyum, hatinya mekar.

Selagi senyum itu belum hadir, dia akan menganggap tugasnya jauh dari kata selesai. Dia lebur bersama masyarakat.

BACA JUGA:MAKIN GILA! Panji Gumilang Bilang Masjid Tempat Orang Putus Asa, Masjid Sesungguhhnya Berada di Vatikan

Mulanya dia datang sebagai Kasim, mahasiswa IPB yang penuh pengetahuan. Setelah 15 tahun, dia menjadi bagian dari masyarakat.

Dia tak lagi ingin sesegera mungkin lulus, kemudian menyandang toga dan bekerja di instansi pemerintahan.

Dia ingin membantu semua petani untuk sejahtera melalui tindakan memuliakan bumi, menghargai lumpur, lalu mengolah tanah-tanah pertanian. Dia mencintai tunas yang tumbuh lalu mekar jadi tanaman.

Dia masih menjadi mahasiswa IPB saat menghilang lima belas tahun silam di Pulau Seram, Maluku, Dia kembali ke kota hanya dengan sandal jepit dan baju lusuh. Tapi, dia disambut bak seorang pahlawan yang baru saja kembali dari medan laga. Dia dielu- elukan segenap penjuru.

BACA JUGA:Rian Mahendra Kecewa, Sang Ayah Mengorek Kembali Aib 6 Tahun Lalu

Teman- temannya sudah lama sarjana dan banyak yang sudah menjadi pejabat. Kasim hanya seorang petani yang bersahaja. Tapi dia justru jauh menjulang namanya dibandingkan semua orang.

Tanggal 22 September 1979 di Hotel Salak, Bogor. Lelaki berkulit legam itu dikelilingi teman-temannya. Dia hanya mengenakan sandal jepit. Temannya membawakan sepatu dan jas untuknya. Dia menolak memakainya. Namun, temannya bersikeras. 

Di acara wisuda, dia ingin duduk di kursi belakang. Namun begitu dia datang, semua orang berdiri dan bertepuk tangan.

Dedikasinya membuat banyak orang merinding. Dia adalah insinyur pertanian paling istimewa, paling menyentuh hati, dan paling menjulang dibandingkan yang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: