Memahami Antara Sejarah Dan Fiksi Tentang Walisongo, Berikut Penjelasan Guru Gembul
Walisongo atau sembilan wali merupakan tokoh yang dianggap sebagian besar masyarakat berpengaruh sangat besar bagi perkembangan Islam khususnya di tanah Jawa.--
"Hanya karena beberapa serta tidak ilmiah atau masuk akal, tidak otomatis membuat sejarah Walisongo adalah palsu," sebut Guru Gembul.
Menurut guru yang berpostur gembul ini, kita sebaiknya menerapkan metode ilmiah dan pemikiran kritis untuk membedakan antara kebenaran dan fiksi dalam setiap cerita.
Dicontohkan Guru Gembul, seperti membedakan kebenaran dan fiksi dalam kasus Ramalan Jayabaya, yang mana dalam kisahnya disebut seorang raja Jawa.
Nyatanya, para sarjana telah mengidentifikasinya sebagai karya fiktif, yang diduga ditulis oleh Sunan Giri, dengan tujuan menyampaikan ajaran moral melalui cerita yang mudah dipahami.
Dikatakannya, perdebatan keaslian seputar kisah Walisongo berpusat pada pertanyaan tentang keberadaan sejarah mereka.
Meski, beberapa elemen legenda terdengar sedikit berlebihan, namun dinilai penting mendekati topik ini dengan analisa yang kritis.
"Dengan melakukan hal tersebut, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena Walisongo dan pengaruhnya dalam sejarah Indonesia," ujar Guru Gembul.
Cerita-cerita yang berhubungan dengan Walisongo, memiliki akar historiaitas yang kompleks.
BACA JUGA:Karomah Syekh Muhammad Hariri, Wali Allah yang Bisa Hidup Tanpa Jantung
Meski, ada skeptisisme dan kritik terhadap keberadaan mereka, penelitian menunjukkan bahwa tokoh-tokoh Walisongo sebenarnya ada dalam sejarah Nusantara. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: