Nah Loh, Alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu Buka Suara: Please Deh Jangan Cari Sensasi Terus!

Nah Loh, Alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu Buka Suara: Please Deh Jangan Cari Sensasi Terus!

Ilustrasi--

Nah Loh, Alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu Buka Suara : Please Deh Jangan Cari Sensasi Terus!

SUMEKS.CO - Pernyataan Pondok Pesantren (Pompes) Al Zaytun Kabupaten Indramayu, Jawa Barat yang mengesahkan shaf laki-laki dan perempuan saat melaksanakan salat Ied beberapa waktu lalu, mendapat sanggahan keras dari salah satu alumni.

Polemik kembali terjadi di Ponpes Al Zaytun setelah salah satu alumni angkat bicara mengenai aturan shaf laki-laki dan perempuan dijadikan jadi satu, yang diberlakukan saat menggelar Salat Ied 1444 Hijriah beberapa waktu lalu.

Dikutip dari akun snackvideo @Enjang Mahbuh, Minggu 30 April 2023. Dalam cuplikan video tersebut, pria yang mengenakan kemeja putih kotak-kotak dengan peci hitam mengungkapkan bahwa dirinya salah satu alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat.

BACA JUGA:Na'udzubillah! Kontroversi Ponpes Al Zaytun Indramayu, Bakal Hadirkan Khotib Perempuan pada Salat Jumat

Pria yang belum diketahui identitasnya tersebut menuturkan, Ponpes Al Zaytun selalu heboh dengan berita miring dan menuai pro dan kontra ditengah masyarakat.

Terlebih, mengenai shaf salat laki-laki dan perempuan dicampur jadi satu. Menurutnya, meski pihak Ponpes Al Zaytun telah mengklarifikasi perihal itu, namun semua pertanyaan yang diberikan belum memenuhi semua jawaban dari masyarakat.

"Semua yang dijelaskan belum memenuhi jawaban. Karena yang pertama, sebaik-baik shaf wanita adalah paling belakang. Dan sebaik-baiknya shaf laki-laki berada di depan," ungkapnya.

Kemudian, pria tersebut juga mempermasalahkan soal jarak shaf yang direnggangkan terlalu jauh. Kendati dengan alasan menjaga protokol kesehatan namun hal itu bertolak belakang ketika seluruh jemaah selesai melaksanakan salat.

BACA JUGA:Terbaru! Kemenag dan MUI Indramayu Nyatakan Salat Ied Shaf Campur di Ponpes Al Zaytun Hukumnya Sah

"Tapi kenapa setelah acara salat ada acara makan-makan. Lebih penting salat atau makan-makan?," ucapnya.

Lanjutnya, pria non muslim yang berada di shaf depan seharusnya tak perlu diikutsertakan dalam salat. Sekalipun untuk menghormati, tapi seharusnya tidak dilakukan sedemikian rupa.

"Jujur kami alumni merasa agak terbebani saat kami dipertanyakan keluarga, dan lingkungan kami," tuturnya.

Lebih lanjut, pria tersebut meminta kepada Ponpes Al Zaytun agar tidak mengulangi kesalahan serupa dan selalu membuat sensasi ditengah masyarakat. Hal ini dikarenakan, akan berdampak pada alumni sebelumnya yang pernah belajar disana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: