Wow...Selain Dilengkapi Senjata Modern, Ini 4 Piranti Tradisional yang Dimilikki KKB, Nomor 3 Paling Mematikan

Wow...Selain Dilengkapi Senjata Modern, Ini 4 Piranti Tradisional yang Dimilikki KKB, Nomor 3 Paling Mematikan

Senjata tradisonal mematikan yang dimilikki KKB--

Wow...Selain Dilengkapi Senjata Modern, Ini 4 Piranti Tradisional yang Dimilikki KKB, Nomor 3 Paling Mematikan

SUMEKS.CO,- Selain dipersenjatai dengan berbagai jenis senjata api modern, Kelompok Kriminalitas Bersenjata (KKB) Papua juga menggunakan senjata tradisional yang tak kalah mematikan.

Dikutip dari berbagai sumber informasi, ada empat senjata tradisional yang sering dipakai KKB saat kontak senjata dengan Prajurit TNI-Polri.

Pada umumnya, senjata tradisional belati terbuat dari logam namun senjata khas Papua ini terbuat dari tulang burung khas Kasuari.

Bentuknya tidak terlalu panjang, namun belati dari tulang kasuari dapat membuat musuh sedikit gentar.

Belati ini dihiasi dengan anyaman kulit yang dicat putih, ditambah hiasan lainnya berupa kerang dan ditempelkan bulu burung kasuari.

Suku Asmat lah yang memperkenalkan belati dari tulang kasuari untuk pertama kali.

BACA JUGA:HOT NEWS…Pria Ini Ungkap Kekejaman Panglima KKB Egianus Kogoya dan Catatan Panjang Kejahatannya di Papua

Belati tulang kasuari, dahulu dipergunakan untuk ritual pembunuhan saja.

2. Kapak Batu 

Kapak Batu atau dalam bahasa Sentani Papua digunakan sebagai warisan turun-temurun, yang memliki nilai sosial terutama dalam upacara adat.

Upacara adat seperti pembayaran mas kawin, denda adat, dan pembayaran kepala.

BACA JUGA:Korban Kebiadaban KKB Papua Asal Palembang, Berhasil Dievakuasi dan Raih Kenaikan Pangkat

Pada umumnya, dahulu Kapak Batu ditemukan di Papua berbentuk lonjong.

Namun, dalam kebudayaan Sentani kapak batu mengalami pergeseran fungsi.

Kapak batu tidak lagi sebagai alat kerja untuk menebang pohon, menokok sagu, ataupun membuat sagu.

Ada beberapa jenis kapak batu di Sentani Papua, yakni kapak batu berwarna hitam disebut He Phinukhu, kaoak batu berwarna hitam dan hijau He Hawaphu, kapak batu berwarna hijau He Khingge, kapak batu berwarna hitam berbintik putih He Hawa Phulu.

BACA JUGA:Nggak Nyangka! Ternyata Ini Asal Usul KKB, Rentetan Konflik Demi Referendum Dari NKRI Puluhan Tahun Silam

Kemudian kapal batu berwarna kehijau-hijauan He Raime Rouw, kapak batu berwarna hijau muda He Yanggove, kapal batu berwarna hijau tua He Hokhai.

Sementara, kapak batu berwarna hijau keputihan kapak batu yang paling sering digunakan dalam upacara adat adalah He Nokhong, He Phinukhu, He Hawaphu, dan He Khongge.

3. Tombak

Tombak merupakan senjata tradisional yang digunakan untuk berburu. Berburu merupakan salah satu sistem mata pencaharian yang terdapat di masyarakat Papua.

BACA JUGA:TOP NEWS…Pria Ini Heran OPM dan KKB Papua Bertahun-tahun Pelurunya Nggak Habis-habis, Mereka Isi Ulang Dimana?

Tombak juga dipergunakan sebagai salah satu senjata berperang untuk mempertahankan atau merebut wilayah. 

Untuk masyarakat Papua, perang merupakan sebuah prestasi atau prestise.

Panjang tombak antara 2 sampai 3 meter, tombak terbuat dari batang bambu atau batang nibun dengan mata tobak terbuat dari kayu besi atau pohon pinus. 

Tetapi, setelah masyarakat banyak melakukan kontak dengan masyarakat di luar papua, mata tombak banyak terbuat bahan logam.

BACA JUGA:Korban Kebiadaban KKB Papua Asal Palembang, Berhasil Dievakuasi dan Raih Kenaikan Pangkat

Untuk suku-suku yang tinggal di pegunungan, mereka menggunakan besi yang dibentuk sedemikian rupa menjadi semacam lembing dengan panjang sekitar 3 sampai 5 meter.

Bagian ujung tombak tersebut dibuat runcing. 

Alhasil jika senjata tersebut ditusukkan ke lawan dapat menembus badan lawan hingga tewas. 

Tombak yang dibuat oleh Suku Mappi dan Asmat terbuat dari kayu yang bagian ujungnya bergerigi sedangkan bagian pangkal dihiasi dengan bulu burung.

BACA JUGA:Update, Begini Kondisi Prajurit Personel Yonif 321/GT yang Terluka Paska Serangan Teroris KKB di Distrik Mugi

4. Busur dan Panah

Setiap suku di Papua, mereka memiliki busur dan panah dengan jenis yang berbeda-beda, baik bentuk, fungsi, bahan pembuatannya.

Bahkan penyebutannya juga berbeda-beda, pada Suku Muyu, salah satu suku yang ada di Papua, busur disebut Tinim, sedangkan Panah adalah Ando.

Bahan pembuatan busur atau Tinim berasal dari pohon sejenis palem atau enau kecil. 

BACA JUGA:Wah Gawat Nih! KKB Papua Klaim Miliki Intelijen di Internal TNI dan Polri, Masa Sih?

Pohon tersebut dibelah selebar tiga jari. 

Kemudian, ujung busur diikat dengan ujung busur yang lainnya membentuk setengah lingkaran.

Selain itu, busur menggunakan bambu khusus yang telah dihaluskan untuk diletakkan di bagian tengah, bambu diikat dengan tali genemo yang telah dipintal untuk menahan bambu. 

Sementara, bahan panah atau ando dibuat dari alip atau pohon kasim sejenis pohon bambu yang diambil dari hutan. 

BACA JUGA:Tegas! Pria asal Papua Tantang Pemerintah Indonesia Operasi Besar-Besaran Berantas KKB

Pohon ini lalu diolah dengan menggunakan api supaya lurus. Setelah lurus, panah dipasang mata panah yang terbuat dari bambu.

Sebelumnya, bambu yang akan digunakan sebagai mata panah telah dibentuk terlebih dahulu. 

Mata anak panah dibuat dalam tiga macam bentuk, yaitu jubi, kanat (pisau bermata dua), dan tombak (bergerigi terbalik). *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: