Literasi Digital di Lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Provinsi Bali
--
BACA JUGA:Catat, ini Agenda Ketua DPR Puan Maharani di Ogan Ilir
Masyarakat semakin nyaman dan percaya dalam melakukan aktivitas di ruang digital yang selama ini dianggap beresiko tinggi.
Salah satu hal yang wajib diperhatikan saat beraktivitas di dunia digital adalah pentingnya jejak digital. Teknologi memang memudahkan aktivitas manusia, tetapi perlu diketahui pula mengenai konsekuensinya.
“Perlu diingat, jejak digital itu sifatnya permanen, jadi dipikirkan dari sekarang karena karir akan terus bertumbuh. Perlu berpikir kritis, jangan mudah percaya dengan informasi yang ada di internet. Semakin anda nyaman, anda harus mengorbankan kemudahannya. Hal tersebut demi menghindari konsekuensi dari dunia digital,” jelas Krisna.
Kegiatan dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh I Komang Suartama selaku Pandu Digital Provinsi Bali. Komang memaparkan materi mengenai Etika Digital dengan tema “Menjadi Generasi Muda yang Beretika di Dunia Digital”.
“Bukan hanya etika di dunia nyata, etika di dunia digital pun sama pentingnya. Hal tersebut dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan aktivitas yang tujuannya positif serta acuan untuk berbenah diri,” tutur Komang.
Selain itu, dijelaskan pula materi mengenai 5 netiket yang wajib dikuasai, seperti etika chatting di ruang digital, etika sharing informasi, etika data privasi, etika memakai karya orang lain, hingga etika berkomentar di media sosial.
Pada hari kedua, materi kegiatan dibawakan oleh I Wayan Adi Karnawa selaku anggota RTIK Bidang Komunikasi Publik sekaligus anggota Pandu Digital Badge Merah.
Di kesempatan itu, disampaikan materi mengenai Kecakapan Digital dengan tema “Kecakapan Digital untuk Meningkatkan Produktivitas di Era Digital”.
BACA JUGA:Dukung Percepatan Ekosistem Infrastruktur Kendaraan Listrik, PLN Tambah 5 Unit SPKLU di Palembang
Wayan menyampaikan bahwa, kecakapan digital dapat dicapai jika tiap pengguna teknologi paham mengenai ragam perangkat lunak yang menyusun lanskap digital.
“Gunakan gadget yang kita miliki dengan bijak untuk meningkatkan produktivitas. Kita harus mampu memverifikasi informasi yang didapatkan, serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama,” imbuhnya.
Selain Wayan, pemaparan materi juga disampaikan oleh Romiza Zildjian, anggota Pandu Digital Badge Merah. Romiza mengangkat materi yang berkenaan dengan Budaya Digital, yaitu Penerapan Digital Culture di Era Digital.
“Dunia digital adalah dunia kita saat ini. Mari jadikan dunia tersebut sebagai ruang yang berbudaya. Jadikan tempat belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak tumbuh kembang, sekaligus tempat di mana kita hadir dengan bermartabat,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: