Tradisi Beinai Jelang Nikah di Ogan Ilir yang Kini Sudah Alami Pergeseran, Lebih Pilih Jasa Lukis Inai

Tradisi Beinai Jelang Nikah di Ogan Ilir yang Kini Sudah Alami Pergeseran, Lebih Pilih Jasa Lukis Inai

Salah satu pengantin di Kabupaten Ogan Ilir yang memanfaatkan jasa lukis henna pengantin.-Foto: dok/sumeks.co-

OGAN ILIR, SUMEKS.CO - Beinai merupakan kegiatan mengolesi kuku jari tangan dan kaki, bahkan punggung dan telapak tangan dengan inai.

Beinai dilakukan terhadap calon pengantin laki-laki dan perempuan. Beinai merupakan salah satu tradisi yang harus dilakukan sepasang pengantin menjelang hari pernikahan.

Beinai merupakan adat yang lazim dalam perkawinan Melayu, seperti sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Selatan juga memiliki tradisi beinai.

Salah satunya di Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir, yang masih menjalankan tradisi beinai bagi sepasang calon pengantin. Hanya saja, tradisi beinai saat ini sudah mengalami pergeseran sejak tahun 2000-an.

BACA JUGA:Wisata ke Agrowisata Nanas Trans Bunut, Prabumulih, Selain Icip-Icip Pengunjung Bisa Belajar Menanam

Pada tahun 1980-an hingga tahun 2000-an, di Kecamatan Tanjung Batu memiliki tradisi malam beinai. Dimana, pada malam H-4 atau H-3 menjelang pernikahan, muda mudi di daerah tersebut berkumpul untuk beinai.

Tradisi beinai biasanya dilakukan di rumah calon pengantin perempuan. Namun, calon pengantin laki-laki juga dihadirkan untuk berinai.

Saat memasangkan inai, biasanya saudara calon pengantin laki-laki memasangkan inai kepada calon pengantin perempuan.

Begitupun sebaliknya, saudara dari calon pengantin perempuan memasangkan inai kepada calon pengantin laki-laki.

BACA JUGA:Pempek Panggang Masruhin Belakang Telkom Palembang, Dijamin Ketagihan

Pada tahun 1980-an dan 1990-an, bahan inai terbuat dari daun inai yang dihaluskan. Menghaluskan daun inai dengan cara ditumbuk menggunakan lesung. Saat proses penumbukan, daun inai dicampur bersama arang, asam jawa, dan nasi.

Bahan campuran berupa arang, asam jawa, dan nasi tersebut, dipercaya oleh sebagian besar warga Kecamatan Tanjung Batu, dapat membuat warna inai menjadi merah ketika dipasangkan di kuku dan kulit. Selain itu, nasi yang dicampurkan juga dianggap sebagai perekat saat dipasangkan.

Seiring perkembangan zaman, beinai dengan menggunakan daun inai yang dihaluskan berangsur-angsur mulai ditinggalkan.

Para calon pengantin saat ini lebih memilih menggunakan henna atau inai instant, yang sangat mudah ditemukan di pasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: