Awal 2023 Belum Ada Kasus Jembrana di Lahat, Ini Tips Cegah Penularan Jembrana dari Dinas TPH dan Peternakan

Awal 2023 Belum Ada Kasus Jembrana di Lahat, Ini Tips Cegah Penularan Jembrana dari Dinas TPH dan Peternakan

drh Hida Rohimi sedang memberikan pelayanan kesehatan hewan.-Foto: dok/sumeks.co-

LAHAT, SUMEKS.CO – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPH dan Nak) Kabupaten Lahat memastikan belum ada kasus penyakit Jembrana di Kabupaten Lahat pada awal tahun 2023 ini.

Setidaknya hingga awal Februari 2023, Dinas TPH dan Nak belum menerima laporan adanya sapi bali yang terjangkit penyakit jembrana.

Padahal tahun 2022 lalu, Dinas TPH dan Nak sempat mencatat ada 17 sapi bali yang positif jembrana. Dimana hampir seluruh sapi yang terkena penyakit tersebut terpaksa dipotong.

Kepala Dinas TPH dan Nak Lahat, Eti Listina SP MM, melalui Medik Veteriner, drh Hida Rohimi menjelaskan, penyakit jembrana merupakan penyakit yang menular dan menyerang hewan sapi bali, yang disebabkan oleh virus.

BACA JUGA:5 Wilayah di Lahat Rawan Karthula Saat El Nino, Tim Gabungan Gelar Simulasi Penanggulangan

Sapi yang terkena jembrana tahun 2022 lalu terjadi, di wilayah Desa Cecar Kikim Timur. Diperkirakan sudah lebih dulu positif di daerah asal pengiriman. Sehingga, dampaknya baru terlihat ketika berada di Kabupaten Lahat.

Adapun tanda sapi bali yang terjangkit penyakit tersebut, antara lain suhu tubuh sapi mencapai 40 derajat celcius, berat badan sapi semakin turun, nafsu makan berkurang, dan pori-pori sampai diare keluar darah. 

“Sapi kita kebanyakan kiriman dari Lampung, tapi kalau peternak yang lakukan jual beli ada juga yang berasal dari Lubuklinggau maupun Bengkulu,” jelasnya, Rabu 1 Februari 2023.

Penyakit jembrana ini cepat menular, apalagi dalam satu kandang terdapat lebih dari satu sapi bali. Jembrana bisa ditularkan melalui binatang serangga penghisap darah seperti caplak.

BACA JUGA:Palembang Peduli Hewan Edukasi Masyarakat Sayangi Peliharaan

Dalam mengantisipasi penyebaran virus pada jembarana, peternak ataupun petani bisa melakukan terapi, guna cegah infeksi sekunder dan mengurangi sakit pada sapi, serta memberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada sapi.

Kemudian, peternak dapat memberikan jamu-jamuan, seperti kunyit, temulawak dan telur. Kandang sapi juga harus selalu bersih, dengan disemprot disinfektan. 

“Kalau hal tersebut tidak dilakukan petani, maka penyakit dengan cepat menyebar ke sapi sebelahnya,” kata Hida. 

Hida mengimbau para petani. Khususnya terhadap sapi yang baru tiba pengiriman dari luar daerah, sebaiknya dilakukan karantina terlebih dahulu. Setidaknya satu sampai dua minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: lahat pos