Ini Penjelasan Kapolri Soal Biang Kerok Bentrok di Smelter PT GNI Morowali Utara
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo --
SUMEKS.CO - Bentrokan pekerja lokal dan pekerja asing yang terjadi di smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) pada Sabtu 14 Januari 2023 malam.
Kerusuhan yang terjadi di lingkungan PT. GNI tersebut dilaporkan menimbulkan dua orang korban jiwa (meninggal dunia), seorang TKI dan seorang TKA serta kerugian material yang cukup besar.
Dilaporkan pula terjadi penjarahan di asrama putri TKI serta pembakaran asset perusahaan. Sekitar 71 orang telah ditahan kepolisian untuk diusut tuntas aksi anarkis tersebut.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, pihaknya telah mengamankan 71 orang terkait bentrokan berdarah di pabrik smelter PT GNI di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Kapolri juga menegaskan bahwa 17 orang yang terlibat dalam bentrok tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Beberapa pelaku pengrusakan saat ini sudah diamankan. Kurang lebih ada 71 yang telah diamankan, dan 17 orang sudah ditetapkan sebagai tersangka," ungkap Jenderal Listyo dalam keterangan pers di Jakarta, Senin 16 Januari 2023.
Jenderal Listyo Sigit menjelaskan bahwa Polri bersama TNI telah menerjunkan 548 personel, dan dua satuan setingkat kompi (SSK) Brimob pusat untuk membantu pengamanan seusai bentrokan yang merenggut dua nyawa tersebut.
Penurunan personel itu menyusul rencana PT GNI kembali beroperasi mulai Selasa 17 Januari 2023 pagi.
BACA JUGA:Beredar Video Penyiksaan Kucing di Baturaja, Dikecam Pecinta Kucing
Aksi unjuk rasa anarkistis di lokasi industri pengolahan nikel (smelter) PT GNI di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Sulawesi Tengah, terjadi pada Sabtu (14/1) siang sampai malam hari.
Akibat peristiwa itu, dua orang korban meninggal dunia, yaitu seorang tenaga kerja lokal dan seorang tenaga kerja asing (TKA), serta kerugian material.
Menurut Kapolri, bentrokan di PT GNI dipicu adanya provokasi untuk mogok kerja.
"Ada masalah industrial yang saat itu sedang dirundingkan dan kemudian muncul viral seolah-olah terjadi pemukulan oleh TKA terhadap tenaga kerja Indonesia, sehingga ini yang memunculkan pengaruh provokasi dan kemudian mengakibatkan terjadinya penyerangan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com