Warga Palembang Patut Bangga, Jembatan Ampera Mirip Golden Gate Bridge di San Francisco, Amerika Serikat, Lho!
Jembatan Ampera, Kota Palembang dan Golden Gate Bridge, San Fransisco, Amerika Serikat. --net
PALEMBANG, SUMEKS.CO - Suatu kebanggaan bagi warga Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Jembatan Ampera, ternyata memiliki bentuk dan rupa yang sama dengan Jembatan Golden Gate Bridge di San Francisco, Amerika Serikat.
Kemiripan ikon Kota Palembang yang diresmikan pada 10 November 1965 itu, dengan Golden Gate Bridge bisa mencapai 99 persen.
Seperti apa kemiripan Jembatan Ampera dengan Jembatan Golden Gate Bridge di Kota San Francisco, Amerika Serikat itu. Simak penjelasan berikut.
BACA JUGA:Pantas Tetap Berdiri Kokoh, Ternyata Begini Konstruksi Jembatan Ampera Palembang
Jembatan Ampera dan Golden Gate Bridge sama-sama berwarna merah dan memiliki dua menara.
Jembatan Ampera dan Golden Gate Bridge sama-sama dibangun diatas air dan menghubungkan satu daerah dengan yang lainnya.
Jembatan Ampera berdiri di atas Sungai Musi dan menghubungkan masyarakat Ilir dan Ulu.
Golden Gate Bridge menghubungkan masyarakat San Francisco dengan California yang berdiri diatas Teluk San Francisco dan Samudera Pasifik.
Jembatan Ampera dan Golden Gate Bridge sama-sama menjadi iKON kota, ramai dikunjungi dan jadi tempat berswafoto.
Yang membedakan antara keduanya hanya terletak pada ukuran panjang jembatan dan tahun jembatan dibangun.
Jembatan Ampera memiliki panjang 1.117 meter dengan lebar 22 meter.
Jembatan Golden Gate Bridge memiliki panjang keseluruhan 2.727 meter dan jarak selang menara satu dan berikutnya 1.280 meter.
BACA JUGA:Jembatan Ogan, Kertapati, Sempat Dinamakan Jembatan Wilhelmina
Jembatan Ampera dibangun pada 1962 dan diresmikan di tahun 1965.
Jembatan Golden Gate, yang ikonik dan terpopuler di pantai timur Amerika Serikat, dibangun pada tahun 1933.
Sejarah Jembatan Ampera
Usai diresmikan pada 1965, Jembatan Ampera menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara pada masa itu.
Ciri khas, bagian tengah jembatan ini bisa diangkat agar kapal-kapal besar bisa lewat.
Tapi sayang, pada 1970 aktivitas turun naik bagian tengah jembatan disetop karena dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya dan terlalu berbahaya.
Kemudian, Tahun 1990, bandul pemberatnya dibongkar.
Tak hanya itu, jembatan ini pun menggunakan tenaga ahli dari negara Jepang. Proses pembangunan jembatan ini memakan waktu tiga tahun dan diresmikan pada 10 November 1965 oleh Gubernur Sumsel Brigjen Abujazid Bustomi.
Jembatan Ampera sempat diberi nama Jembatan Sukarno. Hal itu dilakukan mengingat rakyat Sumsel telah menerima hadiah tepat di hari Pahlawan dari Bung Karno yakni, berupa jembatan yang megah di jantung Kota Palembang.
Namun, pada 1966 terjadi pergolakan gerakan anti-Soekarno. Nama jembatan yang mengambil dari Nama Presiden RI itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Hingga sekarang, Jembatan Ampera masih tetap berdiri kokoh dan menjadi pilar ikon kebanggaan masyarakat Palembang.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: