5 Jembatan Terpanjang dan Ikonik di Pulau Sumatera, Ampera Peringkat Kelima
Jembatan Ampera Kota Palembang.-Foto: dok/sumeks.co-
Jembatan Tengku Fisabilillah, memiliki panjang jembatan 642 meter, bentang 350 meter dan tinggi 38 meter. Jembatan I Barelang ini merupakan jembatan yang paling ramai dikunjungi baik oleh warga Batam sendiri maupun wisatawan luar dan dalam negeri.
Jembatan Nara Singa, yang menghubungkan Pulan Tonton dengan Pulau Nipah, memiliki panjang jembatan 420 meter dengan ketinggian 15 meter dan bentang 160 meter.
Jembatan Raja Ali Haji, yang menghubungkan Pulau Nipah dengan Pulau Setoko dengan panjang jembatannya 270 meter, bentang 45 meter dan tingginya 15 meter.
Jembatan Sultan Zainal Abidin, yang menghubungkan Pulau Setoko dengan Pulau Rempang dengan panjang jembatan 365 meter, bentang 145 meter, dan tinggi 16,5 meter.
Jembatan Tuanku Tambusai, memiliki panjang 385 meter, bentang 245 meter dan tinggi 27 meter ini menghubungkan Pulan Rempang dengan Pulau Galang.
Jembatan Raja Kecik, yang memiliki panjang 180 meter, bentang 45 meter dan tinggi 9,5 meter. Jembatan Raja Kecil ini menghubungkan Pulau Galang dengan Pulang Galang Baru.
2. Jembatan Dompak (1,5 km)
Jembatan Dompak di Kota Tanjungpinang.-Foto: dok/sumeks.co-
Membentang sepanjang 1,5 km, Jembatan Dompak dinobatkan sebagai jembatan terpanjang ke-2 di Pulau Sumatera.
Jembatan ini terletak di Kota Tanjungpinang. Jembatan megah ini menghubungkan area komplek pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau dengan area Kota Tanjungpinang. Pembangunan jembatan ini diinisiasi oleh mantan Gubernur Kepulauan Riau yakni Ismeth Abdullah pada awal 2006.
Awalnya, ada dua daerah yang menjadi opsi pembangunan jembatan, yakni Senggarang dan pulau Dompak. Dengan berbagai pertimbangan, dipilihlah pulau Dompak sebagai lokasi Pusat Pemerintahan Provinsi Kepri.
BACA JUGA:Daftar 25 Top Desa Cantik se Indonesia, Satu dari Sumatera Selatan Bukit Selabu
Setelah daerah pembangunan jembatan telah diputuskan, tahun 2007 perencanaan pembangunan awal dilakukan dengan mengerjakan Detail Engineering Design (DED).
Proses peletakan batu pertama dilakukan pada Juli 2014 oleh gubernur Muhammad Sani. Oktober 2015, proyek jembatan tersebut mengalami musibah, yakni ambruknya pembangunan di P9.
Kejadian ini membuat target penyelesaian jembatan tidak tercapai dan pihak kontraktor rugi hingga Rp30 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: goodnewsfromindonesia.id