Rentan Direkrut Kejahatan Terorisme, Ditbinmas Polda Sumsel Binluh Mahasiswa

Rentan Direkrut Kejahatan Terorisme, Ditbinmas Polda Sumsel Binluh Mahasiswa

Subdit Bintibsos Direktorat Binmas Polda Sumsel, melakukan binluh ke mahasiswa. Foto: dokumen/sumeks.co --

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Berkaca dari kasus bom Klaten dan Surakarta pada tahun 2010, para pelaku yang direkrut beberapa remaja. Sehingga remaja juga turut jadi sasaran kegiatan pembinaan dan penyuluhan (binluh) pencegahan radikalisme dan terorisme, tidak hanya masyarakat dan tokoh agama.

Untuk itu, Subdit Bintibsos Direktorat Binmas Polda Sumsel, melakukan binluh ke mahasiswa di kampus Universitas PGRI Palembang. Materi binluh dipaparkan Kasubdit Bintibsos AKBP HM Syeh Kopek, dan Kasi Binturmas Kompol Suhardiman.

Kata AKBP HM Syeh Kopek, terorisme atas nama jihad, adalah buah pemikiran yang salah terhadap Islam. "Dalam Islam, dakwaan dan peringatan didahulukan sebelum perang," jelasnya, kepada para mahasiswa.

Bahkan, dalam perang pun ada aturan dan diumumkan. Bukan diam-diam kemudian meledakkan, seperti aksi bom bunuh diri yang sering terjadi. "Itu bukan makna jihad yang sebenernya. Bahkan itu menodai makna dari jihad yang suci," tuturnya.

BACA JUGA:Ditbinmas Polda Sumsel Gelar Binluh Cegah Terorisme dan Paham Radikal

Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya radikalisme. Mulai dari faktor domestik, internasional, cultural, epistemologi, sosial politik, emosi keagamaan, ideologis anti-westernisme, hingga kebihakan pemerintah. 

Penyebaran radikalisme, juga dilakukan melalui berbagai media. Internet sebagai media provokasi dan propaganda kejahatan terorisme, mulai sejak 2005. "Dan berkembang signifikan dari 2009 sampai sekarang," papar AKBP Syeh Kopek.

Kemudian media cetak dan elektronik. Buku-buku serta VCD/CD radikal, sering didapatkan saat penggeledahan rumah pelaku terorisme. Selanjutnya media lingkungan sosial. 

"Ketika tinggal atau berkomunikasi dengan orang-orang yang memiliki paham radikal, maka lambat laun dapat ikut larut pada paham itu," tambahnya.

BACA JUGA:Sambangi Driver Ojol, Ditbinmas Polda Sumsel Sampaikan Harkamtibmas

Sehingga untuk mencegah paham radikalisme dan kejahatan terorisme, menurutnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Seperti, memperkenalkan dan menanamkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. 

"Meminimalisir kesenjangan sosial, serta menjaga persatuan dan kesatuan," urainya.

Kemudian, berperan aktif dalam melaporkan radikalisme dan teror, meningkatkan pemahaman antar hidup kebersamaan, dan menyaring informasi yang didapat. "Serta mendukung aksi perdamaian," jelasnya. 

Direktur Binmas Polda Sumsel Kombes Pol Heru Trisasono SIK MSi, melalui Wadir Binmas AKBP Imam Tarmudi SIK MH, menambahkan giat sambang binluh pencegahan radikalisme dan terorisme ini, masih dalam rangkaian Operasi Bina Waspada Musi 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: