Makam Kambang Koci, Komplek Pemakaman Keturunan Rasullulah di Palembang

Makam Kambang Koci, Komplek Pemakaman Keturunan Rasullulah di Palembang

--

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Pemakaman Aulia dan Habaib Kambang Koci, merupakan salah satu situs cagar budaya Provinsi Sumsel khususnya Kota Palembang. 

Terletak di areal parkir Pelabuhan Peti Kemas, Pelindo II di Boom Baru, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang. Pemakaman ini dikenal sebagai tempat pemakaman Habaib zuriyatnya Rasulullah SAW.

Pemakaman ini seluas 500 meter persegi, didalamnya terdapat kurang lebih 300 makam Habaib bermarga Al Kaff, Al Idrus, Al Habsyi, dan lainnya.

BACA JUGA:Mengunjungi Rumah Singgah Soekarno di Palembang yang Masih Terjaga Keasliannya

Kambang Koci tak jauh dari Pemakaman Kawah Tengkurep. Pada tahun 1151 H/ 1735 M, Sultan Mahmud Badaruddin I mewakafkan sebidang tanah yang cukup luas untuk pemakaman anak cucu serta menantunya.

Tanah pemakaman tersebut dinamakan Kambang Koci, yang berasal dari kata kambang (kolam) dan sekoci (perahu). Karena jauh sebelumnya tempat itu merupakan tempat pencucian perahu.

Bermula pada masa pendudukan Belanda sekitar tahun 1913 Masehi. Melihat posisinya yang begitu strategis terletak di tepi Sungai Musi, dimana di kawasan ini telah dibangun Pelabuhan Boom Baru dan berselang 11 tahun kemudian, pihak Belanda berusaha mengambil areal pemakaman ini.

Namun pihak ahli waris mempertahankannya sehingga sampailah pada suatu perundingan di Batavia (sekarang Jakarta) dengan dimenangkan oleh pihak ahli waris.

BACA JUGA:Kawah Tengkurep, Tempat Pemakaman Raja Pertama Palembang dan Keturunan

Demikian pula pada masa penjajahan Jepang, upaya-upaya perebutan areal pemakaman tersebut masih terjadi namun tetap tidak berhasil.

Pada masa kemerdekaan, tepatnya 16 November 1974, pemakaman Kambang Koci ini diresmikan menjadi pemakaman anak, menantu, serta cucu-cucu Sultan Mahmud Badaruddin, yang dihadiri oleh Bapak R.H.A. Arifai Tjek Yan, Walikota Palembang kala itu serta pihak dari Pelabuhan Boom Baru Palembang.

Berselang setahun kemudian, kembali terjadi persengketaan dengan pihak pelabuhan sehingga terjadi pembagian luas areal pemakaman ini dari 5000 meter persegi dibagi 2/3 untuk pihak pelabuhan dan 1/3 untuk ahli waris, sehingga saat ini keseluruhan luas area Kambang Koci ini tinggal 1400 meter persegi.

Upaya-upaya pihak pelabuhan terus dilakukan untuk mendapatkan sisa areal pemakaman yang ada. Tahun 1999 pihak ahli waris dan pihak pelabuhan melakukan pertemuan di Kantor Gubernur Sumsel yang menghasilkan keputusan bahwa pihak pelabuhan harus memasang kembali pagar yang telah mereka robohkan sebelumnya.

BACA JUGA:Taman Kambang Iwak Palembang, Tempat Wisata Peninggalan Belanda

Dan dipenuhilah keputusan tersebut oleh pihak pelabuhan dengan membangun pagar kokoh yang mengelilingi keseluruhan sisa areal pemakaman Kambang Koci yang terdiri dari lebih kurang 300 makam.

Maddari, Penjaga Makam Aulia Kambang Koci menuturkan, dulunya tempat tersebut merupakan kawasan hutan dan dipenuhi semak-semak. Kemudian, salah satu pekerja di Boom Baru bermimpi didatangi seseorang yang mengatakan bahwa dirinya adalah Habib Abdullah bin Salim Al Kaff.

Dalam mimpinya tersebut sambung Maddari, pekerja tersebut dipesankan oleh Habib Abdullah bin Salim Al Kaff untuk merenovasi komplek pemakaman tersebut karena disana terdapat ratusan keturunan Rasulullah SAW.

Beberapa penghulu habib yang dimakamkan di sini antara lain Al-‘Arif Billah Al-Habib Syeikh bin Ahmad bin Syahab yang merupakan ulama besar pada masanya dan guru dari Sultan Mahmud Badaruddin I.

BACA JUGA:Kawasan Sekanak Dikenal Sebagai Pusat Pemerintahan Sultan Palembang

Habib Syeikh dianugerahi tanah yang sangat luas dari daerah Kuto sampai Kenten. Sebagian, tanah tersebut dia wakafkan untuk pemakaman kaum alawiyyin Palembang dan Masjid Daarul Muttaqien.

Al-‘Arif Billah Al-Habib Ibrahim bin Zein bin Yahya (wafat 1790 M), merupakan seorang ulama besar yang memahami banyak masalah Ilmu Fiqh, beliau adalah menantu Sultan Mahmud Badaruddin I yang beristrikan Raden Ayu Aisyah binti Sultan Mahmud Badaruddin I.

Al-‘Arif Billah Al-Habib Alwi bin Ahmad Al-Kaaf yang dikenal sebagai seorang wali Quthb. Selain itu, di pemakaman ini juga dimakamkan Habib Abdullah bin Salim Al-Kaaf yang merupakan seorang ulama besar sekaligus pengusaha sukses. Beliaulah yang mambangun Masjid Sungai Lumpur pada tahun 1287 H yang berlokasi di 11 Ulu Palembang.

BACA JUGA:BKB Dibangun 17 Tahun oleh Pribumi, Masa Dua Raja Palembang

Habib Abdullah bin Ali Al-Kaaf yang merupakan seorang wali yang mastur (tersembunyi). Adapun keturunannya yang banyak menjadi orang sholeh dan ulama besar yang tersebar di Tegal, Jakarta, Jeddah, dan Hadhramaut, antara lain Habib Abdurrahman bin Ahmad Al-Kaaf, Jeddah, dan Habib Abdullah bin Ahmad Al-Kaaf, Jakarta dengan anak-anaknya yang menjadi muballighin. Selain itu, masih banyak lagi para Habaib yang dimakamkan disana.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: