BKB Dibangun 17 Tahun oleh Pribumi, Masa Dua Raja Palembang

BKB Dibangun 17 Tahun oleh Pribumi, Masa Dua Raja Palembang

Pintu masuk Benteng Kuto Besak Palembang. foto: m naba anwar sumeks.co--

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Benteng Kuto Besak atau yang dikenal BKB merupakan salah satu peninggalan bersejarah masa lalu yang menjadi tempat wisata bersejarah di Kota Palembang hingga saat ini.

BKB berlokasi di tepian Sungai Musi, tepatnya di Jl Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir, Bukit Kecil, Kota Palembang.

Berdasarkan penjelasan Sejarahwan Sumsel, RM Ali Hanafiah alias Mang Amin, BKB tergolong cukup luas dengan ukuran 288,75 meter x 183,75 meter, dan tebal dinding memiliki ukuran 1,99 meter.

"Sebenarnya Benteng Kuto Besak merupakan benteng yang dibangun oleh pribumi dan bukan oleh kolonial Belanda, terdapat banyak fakta sejarah yang mengungkap hal tersebut. BKB ini tercatat sebagai satu-satunya benteng yang dibangun oleh kaum pribumi," kata Mang Amin kepada SUMEKS.CO, Sabtu 12 November 2022.

Mang Amin menjelaskan, awal mula BKB dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang saat itu memerintah Kesultanan Palembang Darussalam pada tahun 1724-1758.

BACA JUGA:Fakta Tentang Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak dan Kantor Wali Kota Palembang yang Belum Banyak Diketahui

"Namun pada saat itu, pembangunan benteng ini belum selesai ketika Sultan Mahmud Badaruddin I keburu meninggal," jelasnya.

Lanjut Mang Amin, pembangunan benteng dilanjutkan oleh Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah Kesultanan Palembang pada periode 1776-1803.

"Jadi pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Bahauddin inilah yang menyelesaikan pembangunan BKB hingga selesai, dan disusul dengan pemindahan pusat kerajaan dari Kuto Lamo ke Kuto Besak," ucapnya.

Kendati demikian, Mang Amin menyebutkan Benteng Kuto Besak yang dibangun dalam waktu 17 tahun menjadi keraton keempat Kesultanan Palembang, setelah Kuto Gawang, Beringin Janggut, dan Kuto Lamo.

"Benteng ini menjadi pusat pemerintahan sekaligus tempat tinggal penguasa Kesultanan Palembang pada masanya. Namun ketika Belanda masuk ke Palembang, benteng ini berhasil direbut dan difungsikan sebagai markas dan menyebutnya sebagai Nieuwe Keraton atau Keraton Baru," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: