Ini Pernyataan 2 Rabbi Yahudi Saat Jadi Pembicara Forum Agama R20 di Bali

Ini Pernyataan 2 Rabbi Yahudi Saat Jadi Pembicara Forum Agama R20 di Bali

Sejumlah pemimpin agama R20 saat foto bersama termasuk Rabbi Rabbi Silvina Chemen (foto ; Instagram - @yahyastaquf )--

 Ia juga menegaskan agar umat manusia harus berkomitmen aktif dalam mewujudkan penghargaan satu sama lain dan tidak bersembunyi di balik teks suci untuk bertindak diskriminatif. 

“Kita berjuang melawan fundamentalisme dan ekstremisme,” lanjutnya. 

Senada, diungkapkan guru besar di Universitas Seton Hall, Amerika Serikat Rabbi Prof Alan Brill. 

Menurutnya Alan Bril ajaran Yahudi menganggap semua manusia itu setara, baik Yahudi ataupun non-Yahudi. 

Karenanya, dalam ajaran Yahudi, membunuh satu orang itu sama dengan membunuh semua manusia. Hal ini juga, menurutnya, sejalan dengan apa yang termaktub dalam Al-Qur’an. 

 “Membunuh satu orang berarti membunuh semua manusia. Ini saya tahu ada juga di Al-Qur’an,” katanya bersemangat.

BACA JUGA:Tertipu Ratusan Juta, Pegawai Kontraktor di Palembang Laporkan Mitra Kerja ke Polisi

Rabbi Alan menegaskan, Tuhan menciptakan manusia untuk saling bercinta kasih dengan sesamanya dan tidak boleh membenci satu sama lain. Sayangnya, suara yang demikian ini menghilang. 

Oleh karena itu, pendidikan modern dan Undang-Undang perlu melawan pengajaran ekstrem yang mengajak pada kebencian terhadap kelompok yang berbeda itu.

“Kita perlu mengingatkan cinta kasih kepada seluruh umat manusia. Bisa dalam bentuk tulisan, atau perlu juga menyampaikan pandangan universal di sekolah melalui ceramah agama agar sampai kepada masyarakat akar rumput,” katanya. 

Poin pentingnya adalah universalisme mampu menjadi hal yang sangat penting terutama dalam melihat masa depan. Sebab, mengutip tokoh Yahudi, ia menegaskan, semua harus dapat membuang ajaran kebencian dan hidup berdampingan sebagai saudara. 

BACA JUGA:5 Rekomendasi Kedai Es Kacang Merah Terpopuler di Palembang, Kamu Wajib Coba Ya!

Hal ini mengingat siapa pun yang ingin diberkati, tentu tidak boleh ada yang dikutuk. “Kesetiaan menciptakan pendekatan inklusif dan menciptakan upaya bersama lebih baik dibanding bekerja sendiri-sendiri,” pungkasnya. (nu/ckm/r20)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: