Sopir Angkot di Palembang Keluhkan Kenaikan BBM, Taufik : Baru Bernafas, Sudah Disumbat Lagi

Sopir Angkot di Palembang Keluhkan Kenaikan BBM, Taufik : Baru Bernafas, Sudah Disumbat Lagi

Taufik, sopir angkot di Palembang.-Fadli-

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Kenaikan harga BBM Subsidi pada Sabtu, 3 September 2022 mengagetkan sopir angkot di Kota Palembang.

Seperti kata Taufik (41) sopir angkot pinggiran Trayek 1 Ulu-7 Ulu. Kenaikan harga BBM terutama jenis Pertalite yang biasa digunakan secara langsung berimbas juga pada kondisi perekonomian masyarakat.

Menurut Taufik, masyarakat baru saja berusaha bangkit akibat Pandemi Covid-19. Namun kini masyarakat harus menghadapi kesulitan baru yaitu kenaikan harga BBM.

"Ibaratnya Kita baru saja mau bernafas, eh malah disumbat lagi, kalau begini mati pelan-pelan lah Kami sebagai masyarakat yang tergolong berpenghasilan rendah ini," ucap Taufik, dibincangi SUMEKS.CO.

BACA JUGA:Harga BBM Sudah Mahal, Antrean Panjang Masih Terjadi di SPBU, Pengendara Kesal

Menurut Taufik, sebelum ada kenaikan harga BBM, kondisi sopir angkot mengeluhkan sepinya penumpang, apalagi setelah BBM naik seperti sekarang ini.

Dia mengibaratkan kondisinya saat ini seperti buah simalakama, mau tidak mau tetap harus membeli BBM untuk bahan bakar angkotnya. Sementara kondisi penumpang masih sepi, karena masyarakat banyak memilih moda transportasi berbasis online.

"Mau naikkan ongkos yang dari biasanya Rp3 ribu menjadi Rp4 ribu juga susah mas, karena sepinya penumpang, anak istri mau makan apa," keluh pria enam orang anak ini kepada SUMEKS.CO.

Hampir senada dikatakan, Ismail (46) sopir angkot konvensional jurusan Kertapati mengaku pasrah karena kenaikan harga BBM yang tidak sebanding dengan pendapatannya sehari-hari.

BACA JUGA:BBM Naik, SPBU Belum Siap Layani Konsumen

"Untuk hari ini saja, saya isi Solar Rp50 ribu mas, dengan ongkos perpenumpang Rp4 ribu hingga Rp5 ribu, namun tidak sebanding dengan jumlah penumpang yang didapat, karena sepinya penumpang," kata Ismail.

Belum lagi, lanjut Ismail harus kejar setoran sewa kepada pemilik mobil angkot sehari Rp70 ribu serta biaya yang tidak terduga lainnya seperti makan dan minum serta jika tiba-tiba terjadi kerusakan pada angkot, yang terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan sendiri.

"Seringnya malah nombok, apalagi sekarang BBM naik, yang biasanya nanti diikuti dengan kenaikan harga barang naik kebutuhan pokok maupun sparepart kendaraan," ujarnya.

Masih kata Ismail, langkah yang terpaksa harus dilakukan saat ini oleh sopir angkot yaitu melakukan penyesuaian ongkos atau tarif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: