Politisi Perempuan Palembang Ikut Jadi Korban Mangkraknya Proyek Aldiron Pasar Cinde

BACA JUGA:Bupati hingga Eks Wagub Sumsel Diseret Jadi Saksi Sidang Korupsi Proyek Revitalisasi Pasar Cinde Palembang

Endang melanjutkan, sisa pembayaran kios milik Lucyanti yang mencapai sekitar Rp872 juta belum dilunasi karena proyek tersebut ternyata bermasalah dan hingga kini tak pernah dibangun.

Dengan demikian, selain DP yang telah masuk, calon pembeli tidak dapat menikmati hasil pembangunan maupun mendapatkan kepastian pengembalian dana.

Dua terdakwa korupsi proyek revitalisasi Pasar Cinde Palembang Harnojoyo dan Raimar turut hadir langsung guna mendengarkan keterangan saksi-saksi--Fadli

Selain Lucy, Endang juga mengungkap bahwa terdapat pembeli kios lainnya yang mengalami nasib serupa. Total dana uang muka yang disetorkan oleh keempat pembeli tersebut mencapai Rp4,8 miliar.

Endang mengakui bahwa dari aktivitas pemasaran tersebut, dirinya mendapatkan komisi 2,5 persen dari nilai transaksi, yang diberikan pihak PT Magna Beatum melalui perusahaannya.

Kesaksian bernada kekecewaan juga disampaikan oleh saksi lain bernama Yudi, salah satu pembeli kios yang mengklaim telah membayar lebih dari Rp1 miliar untuk pembelian 10 unit kios.

Namun hingga kini, menurut Yudi, tidak ada satu pun kios yang dibangun dan uang yang ia bayarkan juga tak kunjung dikembalikan oleh PT Magna Beatum.

“Sampai sekarang uang saya tidak dikembalikan. Tidak ada kejelasan,” keluh Yudi.

Kasus ini menjadi salah satu sorotan publik karena melibatkan banyak pihak, mulai dari pembeli kios, perusahaan pengembang, pemerintah daerah, hingga dua terdakwa yaitu Harnojoyo dan Raimar Yousnaldi.

Majelis hakim menyebut sidang akan terus berlanjut dan akan menghadirkan saksi-saksi dari unsur pemerintah.

Pemeriksaan berikutnya akan menggali lebih jauh mengenai proses pengurusan BPHTB, hingga aliran dana pada proyek revitalisasi Pasar Cinde yang kini mangkrak.

Persidangan masih berjalan, dan publik menantikan jawaban dari berbagai pihak terkait kegagalan pembangunan proyek yang telah menelan dana masyarakat hingga miliaran rupiah, termasuk dana DP dari politisi perempuan Palembang yang kini turut menjadi korban.

Sumber: