Air Mata dan Ubi Rebus: Kisah Mengharukan Lansia di Lahat yang Viral dan Bikin Wabup Bergerak

Wabup Lahat Sampai Menitikkan Air Mata mendengarkan kisah.-foto: dok-
LAHAT, SUMEKS. CO - Kisah pilu pasangan lansia viral di media sosial memicu reaksi cepat dari Wakil Bupati Lahat, yang langsung meninjau lokasi dan merespons kebutuhan dasar mereka.
Pasangan lansia tersebut tinggal di Dusun 7, Desa Tanjung Payang, Kecamatan Lahat Selatan, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, mengundang perhatian luas publik hingga pejabat daerah.
Sepasang suami istri, Alex (80) dan Puryasih (78), terpaksa bertahan hidup dengan ubi rebus karena ketiadaan beras dan penghasilan. Setelah kisah mereka viral di media sosial, Wakil Bupati (Wabup) Lahat, Widya Ningsih, langsung turun tangan memberikan bantuan.
Wabup Widya Ningsih mengunjungi langsung kediaman pasangan tersebut. Ia menyampaikan rasa prihatinnya atas kondisi keduanya yang hidup dalam keterbatasan tanpa dukungan anak-anak.
BACA JUGA:Wabup Lahat Instruksikan Pol PP Respon Soal Cafe Remang-remang
Dalam kunjungan tersebut, Wabup meninjau langsung rumah mereka yang semi permanen namun belum memiliki fasilitas kamar mandi dan WC.
“Jangan sampai nenek dan kakek tidak bisa makan. Kita akan carikan solusinya. Pemerintah harus hadir untuk rakyatnya, apalagi yang sudah lanjut usia,” ujar Widya.
Sebagai bentuk perhatian langsung, Wabup berjanji akan menyalurkan bantuan rutin bulanan kepada Alex dan Puryasih. Pemerintah Kabupaten Lahat juga akan membantu pembangunan kamar mandi dan WC yang selama ini belum mereka miliki. Selain itu, token listrik juga telah diisi untuk kebutuhan beberapa bulan ke depan.
Ditemui di kediaman Alex dan Puryasih, Sabtu 18 Oktober 2025, keduanya tidak lagi bekerja sejak 2021 karena faktor usia dan kesehatan.
BACA JUGA:Polsek Pemulutan Polres Ogan Ilir Bekuk 2 Pelaku Curas di Jalan Umum Desa Kapuk
Sebelumnya mereka bekerja sebagai buruh sadap karet. Kini, mereka hanya mengandalkan bantuan BLT Dana Desa sebesar Rp300.000 perbulan dan disalurkan setiap tiga bulan—jumlah yang sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidup harian.
Puryasih mengaku kadang hanya bisa mengganjal perut dengan ubi yang ditanam sendiri atau meminta ke tetangga karena tidak ada uang untuk membeli beras.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: