Bagaimana Media Mengemas Isu Palestina–Israel di Mata Publik Dunia

Senin 01-12-2025,20:24 WIB

Oleh: Laras Novia, mahasiswa program studi: Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. nim : 24031420086, Laraseff30@gmail.com

 


Laras Novia, mahasiswa program studi: Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.-Dok.Sumeks.co-

Konflik Palestina–Israel merupakan salah satu isu geopolitik yang paling kontroversial dan terus menjadi fokus perhatian dunia. 

Dalam konteks ini, media massa memainkan peran yang sangat besar dalam membentuk persepsi publik, baik melalui pemilihan kata, sudut pandang pemberitaan, maupun penonjolan aspek tertentu dalam konflik. Menurut saya, media tidak pernah benar-benar netral karena setiap media membawa kepentingan politik, ekonomi, dan ideologis yang dapat memengaruhi cara mereka membingkai suatu peristiwa. 

Artikel ini menganalisis bagaimana media internasional dan media Indonesia menggunakan strategi framing dan agenda setting dalam memberitakan konflik Palestina–Israel sejak eskalasi kekerasan meningkat pada 2023–2025. 

Perbedaan framing menyebabkan publik menerima versi realitas yang tidak selalu sama: sebagian media menonjolkan dimensi kemanusiaan, sebagian lainnya memperkuat narasi keamanan dan legitimasi militer. 

Analisis ini menguatkan pandangan saya bahwa media bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mengarahkan opini, menciptakan polarisasi, dan secara tidak langsung memengaruhi sikap masyarakat terhadap pihak yang bertikai. Oleh karena itu, kemampuan literasi media menjadi penting agar publik dapat menilai informasi dengan kritis dan tidak mudah terjebak pada narasi yang bias atau manipulatif.

 

Isu Palestina–Israel merupakan salah satu konflik geopolitik yang paling lama dan paling kompleks dalam sejarah modern.

 Konflik ini tidak hanya menyangkut perebutan wilayah, identitas nasional, dan legitimasi politik, tetapi juga melibatkan campur tangan negara-negara besar, organisasi internasional, serta kepentingan ekonomi dan keamanan global. 

Di tengah kompleksitas tersebut, media massa berperan sebagai jembatan utama yang menghubungkan peristiwa di lapangan dengan pemahaman publik di seluruh dunia. 

Pemberitaan media tentang konflik ini dapat memengaruhi bagaimana masyarakat memaknai agresi, menentukan pihak yang dianggap bersalah, dan merumuskan sikap politik terhadap aktor-aktor yang terlibat.

 Menurut saya, peran media dalam kasus Palestina–Israel bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk konstruksi realitas yang berdampak langsung pada opini publik.

Dalam era digital saat ini, media tidak lagi berdiri sebagai institusi tunggal yang memonopoli penyebaran informasi. Media sosial, platform video, dan portal berita online telah memperluas aliran informasi secara masif dan tanpa batas geografis.

Tags :
Kategori :

Terkait