Menurut Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi Basarnas, Emi Freezer, tim bekerja dengan sangat hati-hati karena struktur bangunan yang runtuh bersinggungan dengan gedung lama di sisi utara.
“Kami harus bekerja ekstra hati-hati karena banyak korban tertimbun material berat di bawah reruntuhan bangunan. Setiap puing kami angkat satu per satu, bahkan harus memotong rangka baja dengan perlahan sebelum bisa mengevakuasi santri yang menjadi korban,” ujar Emi dalam keterangan resmi, BNPB Senin malam.
Ia menambahkan, medan yang berat dan kompleks membuat proses pencarian berjalan lambat. Namun, seluruh tim berkomitmen untuk menyisir setiap sektor hingga dipastikan tidak ada korban yang tertinggal.
BACA JUGA:Kapolda Jatim Mengecek Evakuasi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Begini Update Korbannya
“Setiap detik sangat berharga. Kami berkomitmen menuntaskan misi kemanusiaan ini secepat mungkin,” tegas Emi.
Dukungan moral dan doa terus mengalir untuk para korban dan keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran Sidoarjo.
Menteri Agama H Nasaruddin Umar dalam sambutannya saat menutup Musabaqah Qiraatil Kutub (MKQ) Nasional ke-8 dan MQK Internasional pertama di Wajo, Sulawesi Selatan, pada Senin malam, turut mengajak seluruh peserta dan masyarakat untuk mendoakan para korban tragedi tersebut.
“Mari kita bersama-sama memanjatkan doa agar para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ujar Menag Nasaruddin secara virtual di hadapan ribuan santri dan peserta acara.
Sebelumnya, ribuan santri Pesantren As’adiyah bersama peserta MQK dan masyarakat Wajo juga menggelar istighatsah dan doa bersama untuk para korban musibah di Pesantren Al Khoziny, Buduran Sidoarjo.
Peristiwa memilukan ini terjadi pada Minggu sore, 29 September 2025, sekitar pukul 15.45 WIB. Saat itu, ratusan santri sedang melaksanakan salat Asar berjamaah di musala lantai dasar gedung baru pesantren.
Tiba-tiba, struktur bangunan empat lantai Mushola Ponpesn Al-khoziny tersebut runtuh secara tiba-tiba, menimbun jamaah yang berada di dalamnya.
Bangunan yang baru digunakan selama beberapa bulan itu diketahui masih dalam proses penyempurnaan struktur. Dugaan sementara, runtuhnya bangunan disebabkan oleh kelemahan struktur penopang dan kelebihan beban pada lantai atas.
Namun, penyelidikan ambruknya bangunan Mushola Ponpes Alkhoziny Buduran Sidoarjo lebih lanjut masih dilakukan oleh pihak kepolisian dan ahli konstruksi.
Sehari setelah kejadian, Menteri Agama Nasaruddin Umar langsung meninjau lokasi reruntuhan. Dalam kunjungannya, Menag menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga korban serta menyalurkan bantuan senilai Rp610 juta untuk mendukung penanganan darurat dan pemulihan santri.
Kementerian Agama juga meminta Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur untuk mengambil langkah cepat, termasuk pendampingan psikologis bagi para santri yang selamat serta bantuan logistik bagi keluarga korban.