Ini diikuti dengan penurunan frame rate dan throttle performa, yang mengindikasikan bahwa sistem pendingin internalnya belum seefektif flagship sejati.
BACA JUGA: HP POCO F7 Segera Meluncur, Ditenagai Snapdragon Paling Kencang!
Dalam kondisi ideal, performa POCO F7 tidak bermasalah, tapi dalam skenario penggunaan berat dan berkelanjutan, ada batasan yang mulai terlihat.
Selain itu, sistem operasi HyperOS terbaru yang digunakan di POCO F7 belum sepenuhnya optimal. Meskipun membawa sejumlah fitur baru dan peningkatan animasi, sistem ini masih terasa berat di beberapa bagian.
Hal ini kembali menunjukkan bahwa kekuatan hardware tidak akan maksimal jika tidak ditopang oleh software yang benar-benar efisien.
Tidak sedikit yang menganggap bahwa MIUI atau HyperOS untuk POCO terasa seperti “versi uji coba” dibandingkan sistem stabil yang dirilis untuk lini Xiaomi utama.
BACA JUGA:Cari HP 2 Jutaan? POCO X5 5G Pilihan yang Tepat di Bulan Juni 2025
Masalah lainnya muncul dari sistem manajemen RAM. POCO F7 memang memiliki kapasitas RAM besar, namun algoritma pengelolaannya cenderung terlalu agresif dalam menutup aplikasi latar belakang.
Akibatnya, pengalaman multitasking menjadi kurang seamless. Aplikasi yang sebelumnya dibuka sering kali harus dimuat ulang dari awal ketika berpindah aplikasi, padahal RAM besar seharusnya mencegah hal ini terjadi.
Harga yang ditawarkan oleh POCO memang sangat menarik kisaran Rp4 juta untuk varian 512 GB terasa seperti tawaran luar biasa.
Tapi ketika performa aktual tidak konsisten, konsumen berhak bertanya: di mana letak penghematan yang sebenarnya?
BACA JUGA:Update Harga Poco X7 Pro Juni 2025, Ponsel yang Tawarkan Performa Tinggi dan Fitur Unggulan
BACA JUGA:Tampil Stylish dengan Desain Ergonomis HP POCO C71 Mengusung Pilihan Warna Gradasi Cantik
POCO tampaknya menempatkan seluruh investasi pada angka-angka spesifikasi, tetapi masih menyisakan pekerjaan rumah besar di sisi optimasi software dan pengalaman jangka panjang.