Laki-laki: Dilarang memakai pakaian berjahit, sepatu yang menutup mata kaki, dan penutup kepala.
Perempuan: Tidak boleh menutup muka dan memakai kaus tangan.
Umum: Dilarang memakai wewangian, memotong kuku atau rambut, berburu binatang, hingga berhubungan suami istri.
BACA JUGA:Jutaan Calon Jemaah Haji (JCH) Bergerak Menuju Arafah, Tercatat 112 Jemaah Meninggal Dunia
BACA JUGA:Innalillahi, JCH Sumsel Asal OKUT Wafat di RS King Faisal, Total Meninggal 4 Jemaah
Dalam perjalanan menuju Makkah, jemaah dianjurkan memperbanyak membaca talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan ni‘mata laka wal mulk, laa syariika laka.
Artinya: "Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu. Segala puji, nikmat, dan kekuasaan adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu."
Perbedaan utama antara jemaah haji gelombang pertama dan kedua terletak pada lokasi pendaratan dan miqat:
Gelombang Pertama: Mendarat di Madinah, miqat di Bir Ali, lalu ke Makkah.
Gelombang Kedua: Mendarat di Jeddah (Bandara King Abdul Aziz) miqat bisa di pesawat (Yalamlam, atau bandar Jeddaha, langsung ke Makkah.
Kedua jalur ini telah sesuai syariat dan difasilitasi pemerintah agar jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan sah.
Dengan memahami perbedaan ini, jemaah diharapkan dapat lebih siap secara mental, fisik, dan spiritual dalam menjalani salah satu rukun Islam yang paling agung.
BACA JUGA:Paket RoaMAX Haji Telkomsel, Permudah Komunikasi JCH Sumsel, Lengkap dan Harga Terjangka