Masih menurut Sutiyoso, lemimpin Indonesia ke depan harus benar-benar siap. Tidak hanya secara administratif, tapi juga mental, intelektual, dan moral. Kita tidak bisa main-main dalam menentukan nasib bangsa sebesar ini.
Dengan bergabungnya Sutiyoso ke dalam barisan dukungan pemakzulan, tekanan politik terhadap Gibran kian terasa.
Desakan ini diperkirakan akan terus bergulir, seiring munculnya suara-suara serupa dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, aktivis, hingga tokoh masyarakat.
Kini, bola panas berada di tangan MPR. Apakah lembaga tinggi negara tersebut akan mengakomodir tuntutan tersebut, atau justru mempertahankan status quo, menjadi babak baru yang dinantikan publik Indonesia.