Sebagai salah satu pusat produksi utama untuk merek-merek global seperti Nike, Adidas, dan Puma, Vietnam sangat bergantung pada ekspor ke Amerika Serikat.
Kabar mengenai tarif 46% sempat memicu kekhawatiran pasar dan menyebabkan penurunan nilai saham sejumlah perusahaan terkait.
Namun, pasar mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah kabar negosiasi muncul ke publik.
Jika negosiasi gagal mencapai kesepakatan, tarif impor sebesar 46% akan mulai berlaku efektif pada 9 April.
Kebijakan tersebut diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap volume perdagangan antara kedua negara dan dapat memicu penyesuaian besar di sektor produksi dan ekspor Vietnam.
Namun, dengan upaya diplomatik yang sedang berlangsung, harapan akan tercapainya kesepakatan masih terbuka lebar.
Sikap Vietnam yang memilih dialog dan kompromi ini mendapat perhatian dunia internasional sebagai contoh pendekatan alternatif dalam menyikapi sengketa dagang global.
Langkah strategis ini menunjukkan bahwa Vietnam tidak hanya fokus pada kepentingan jangka pendek, tetapi juga menjaga kestabilan jangka panjang dalam hubungan ekonomi bilateral.
Dengan menawarkan keringanan tarif sebagai alat negosiasi, Vietnam memperlihatkan kematangan dalam diplomasi perdagangan serta kemauan untuk tetap menjadi mitra dagang yang terpercaya bagi Amerika Serikat.