BACA JUGA:Cerita Kocak Emak-emak Booking Tempat Salat Ied Lebaran, Pas Hari H Ada Saja yang Main Geser
2. Rumpak-Rumpakan, Tradisi Lebaran yang Semarak
Selain Sanjo, ada pula Rumpak-Rumpakan, tradisi khas yang berkembang di Kelurahan Kuto Batu Kampung Arab 14 Ulu dan Kelurahan 1 Ulu.
Suasana saat acara rumpak-rumpakan di Kota Palembang.--dok : sumeks.co
Mirip dengan Sanjo, tradisi ini juga melibatkan kunjungan ke rumah-rumah tetangga, namun dengan nuansa lebih semarak.
Rumpak-Rumpakan dimulai setelah shalat Idul Fitri, dipimpin oleh para tetua adat dan diikuti oleh warga serta pemuda setempat.
Suasana meriah semakin terasa dengan iringan rebana dan lantunan selawat. Anak-anak sangat antusias mengikuti tradisi ini, karena mereka akan mendapatkan hadiah uang dari setiap rumah yang mereka kunjungi.
Sebelum berpindah ke rumah berikutnya, biasanya dilakukan pembacaan doa bersama. Rumpak-Rumpakan tidak sekadar menjadi ajang bersilaturahmi.
Tetapi juga wadah untuk mempererat kebersamaan serta memperkuat identitas budaya masyarakat Palembang.
BACA JUGA:Kisah Hidayah Ruben Onsu: Resmi Mualaf, Dapat Bimbingan dari Habib Usman
BACA JUGA:Masyarakat Antusias Hadiri Open House Gubernur Sumsel dan Wakil Gubernur di Griya Agung Palembang
3. Ziarah Kubur, Tradisi yang Sarat Makna Religius
Selain tradisi yang penuh kegembiraan, masyarakat Palembang juga memiliki kebiasaan melakukan ziarah kubur sebelum atau sesudah Hari Raya Idul Fitri.
Ziarah ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga dan kerabat yang telah meninggal. Masyarakat akan membersihkan makam, menabur bunga, serta memanjatkan doa agar arwah mereka mendapatkan tempat yang baik di sisi Allah SWT.
Ziarah kubur bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi yang masih hidup. Tradisi ini mengingatkan pentingnya menghormati leluhur serta menyadarkan akan kehidupan yang fana.