Tanjung Bunut dikenal dengan potensi besar dalam pertanian nanas, yang menjadikannya lokasi yang sangat tepat untuk pengembangan produk berbasis tanaman tersebut.
BACA JUGA:Gugatan Pilkada Muara Enim Diprediksi Kandas! Pakar: Edison-Sumarni Siap Dilantik
"Desa Tanjung Bunut memang terkenal dengan potensi buah nanasnya, dan kami melihat ini sebagai peluang besar untuk mengembangkan produk lokal yang bernilai tinggi," tambah Yani.
Selain itu, pengolahan limbah daun nanas menjadi serat juga menjadi fokus utama dalam program ini, karena dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang selama ini hanya dimanfaatkan sebagian.
Program ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat desa, serta memberikan pelatihan kewirausahaan yang berguna untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam mengolah produk lokal menjadi barang bernilai jual.
Dengan demikian, selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, program ini juga diharapkan dapat mendorong perekonomian lokal yang lebih mandiri.
BACA JUGA:Tragis! Ayah di Muara Enim Tak Sengaja Bakar Anak Kandung Gara-Gara Uang Rp100 Ribu
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Muara Enim, bersama dengan tim dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sedang melakukan peninjauan dan persiapan ke lapangan.
"Kami akan melakukan persiapan lebih lanjut, termasuk penyiapan fasilitas pelatihan dan perangkat yang dibutuhkan. Setelah itu, kami akan mengadakan peresmian Desa Madani di Tanjung Bunut," ujar Yani.
Peresmian program Desa Madani di Desa Tanjung Bunut direncanakan akan dilakukan langsung oleh Penjabat Gubernur Sumatera Selatan pada awal bulan Februari 2025.
Tanjung Bunut diharapkan menjadi desa percontohan yang dapat diterapkan di desa-desa lain yang memiliki potensi serupa di seluruh Kabupaten Muara Enim dan bahkan di Provinsi Sumatera Selatan secara lebih luas.
Dengan adanya program ini, diharapkan akan terjalin kerja sama yang lebih erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mewujudkan desa yang mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan.