Sistem penanggalan bangsa Romawi kuno Sebelumnya masih menggunakan penanggalan Masehi yang terdiri dari 10 bulan dan 304 hari.
BACA JUGA:Bandara SMB II Palembang Siapkan Tiga Aspek Penting Sambut Libur Natal dan Tahun Baru 2024/2025
BACA JUGA:Rekomendasi Kafe di Palembang untuk Malam Tahun Baru: Pilihan Tempat Nongkrong Buka 24 Jam Seru
Perubahan terjadi pada abad ke-8 SM. Kala itu, raja kedua Roma, Numa Pompilius menambahkan dua bulan pada penanggalan Romawi yang disebut Jauarius dan Februarius.
Julius Caesar kemudian berkonsultasi dengan ahli astronomi dan matematika untuk menyempurnakan kalender Masehi.
Ia lalu memperkenalkan kalender Julian dan menetapkan 1 Januari sebagai hari pertama dalam penanggalan ini.
Penetapan ini ditujukan untuk menghormati Dewa Janus, dewa yang memiliki dua wajah dan memiliki kemampuan untuk melihat masa depan serta masa lalu.
BACA JUGA:Tahun Baru tampil Lebih Gaya: Ada NMax Turbo, Ini Rekomendasi Motor Yamaha Terbaru Tahun 2025
Masyarakat Roma merayakan momen tahun baru dengan menyiapkan persembahan untuk dewa, bertukar kado satu sama lain, mendekorasi rumah, dan menghadiri pesta perayaan.
Ini pada abad pertengahan di Eropa, pemimpin gereja Kristen mengikuti perayaan tahun baru pada 1 Januari.
Tanggal 1 Januari dianggap memberi makna religius di antara perayaan Natal pada 25 Desember dan perayaan Paskah 25 Maret. Paus Gregory ke-13 juga menetapkan 1 Januari sebagai tahun baru pada 1582 M.